TASIKMALAYA, (KAPOL).- Pernyataan mengejutkan dilontarkan Ali Fauzi, adik dari dua terpidana mati Bom Bali, Amrozi dan Ali Imron pada pertemuan antara Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan dengan tokoh ulama se-Priangan Timur, Jumat (14/6/2017). Ali memaparkan jika Jawa Barat adalah sarang teroris.
Nama Ali Fauzi sendiri tidaklah asing di kancah teror di Indonesia. Ali mengaku mempunyai beragam inisial guna menyembunyikan identitas aslinya.
“Ya mohon maaf saja sebelumnya, tapi patut diakui bahwa Jabar itu serang teroris, ini perlu pencegahan supaya enggak terus seperti ini,” katanya.
Secara historia, Ali menyebutkan kuatnya radikalisme di Jawa Barat karena menjadi lokasi rahim lahirnya Negara Islam Indonesia (NII) usai periode kemerdekaan silam. Dan simpatisan NII, kata Ali, masih tersebar di berbagai penujuru lokasi baik di perkotaan maupun perkampungan.
“Meski NII memang sudah dikalahkan dengan operasi pagar betis dulu,” ujarnya.
Senada dengan Ali, pengamat sekaligus mantan pelaku teror, Nasir Abas yang turut hadir dalam acara tersebut mengungkapkan kehadiran terorisme di Indonesia tak bisa dilepaskan dari NII di masa lalu. Sebab, salah satu jaringan teror di Indonesia yaitu Jamaah Islamiyah (JI) merupakan pecahan NII.
“JI ini bekas anggota NII. Dulu saja saya dibaiat sebagai anggota ketika masih NII,” kenangnya.
Menanggapi hal itu, Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan juga tak bisa menampik fakta Jabar sebagai sarang teroris. Sebagai upaya pencegahan, ia berharap ulama dapat memainkan perannya sebagai pemersatu bangsa. Ia mengingatkan para ulama supaya mengajarkan Islam sebagai agama yang membawa kedamaian.
“Polri kalau antisipasi dari segi fisik bisa tapi kalau dari keyakininan itu perlu peran ulama. Semua komponen perlu memerangi masalah keyakinan (radikal) karena rekrutmen terus menerus, salah satu sumbernya Jabar. Perlu adanya ketahanan individu dan kelompok yang diawali oleh ulama,” tuturnya. (Imam Mudofar)