​Cerita Melly, Bocah Lumpuh yang Terus Sekolah Agar Bisa Menjadi Dokter

HUMANIORA18 views

CIBEUREUM, (KAPOL).- Semangat juang dan keinginan yang tinggi ditunjukkan Melly Faridatul Fuadah. Bocah perempuan berusia sepuluh tahun ini memiliki semangat tinggi untuk terus belajar. Meski lumpuh, Melly tetap berusaha keras untuk terus bersekolah.
Ayah Melly, Aman Suryaman dengan setia mengantar Melly pergi ke sekolah. Kelumpuhan yang dialami Melly membuat siswi kelas IV MI Mathlaul Hikmah Kelurahan Kersanegara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya ini ketergantungan pada ayahnya itu.
Aman mengatakan kondisi Melly mulai memburuk saat menginjak usia 1,5 tahun. Ketika itu, kata Aman, Melly tak kunjung berdiri dan berjalan seperti kebanyakan bayi lain di usianya. 
Menginjak usia dua tahun, lanjut Aman, Melly tak bisa lagi bergerak dengan normal. Ia pun membawa Melly berobat kesana-sini. Mulai dari rumah sakit umum, swasta hingga pengobatan alternatif sudah Aman jalani.
“Ada yang bilang saraf kejepit atau lumpuh karena tak bisa berdiri. Katanya harus terapi,” tutur Aman, Kamis (18/5/2017).
Meski keadaan ekonomi serba terbatas, kata Aman, tak membuatnya putus asa. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang mebel ini terus berusaha mengobati anaknya, Melly. Beruntung Aman memperoleh KIS (Kartu Indonesia Sehat). Alhasil untuk biaya pengobatan anaknya sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah. 
“Melly tegar. Tidak pernah nangis. Tidak keliatan ngeluh. Alhamdulillah teman-temannya juga baik. Bahkan suka main ke rumah nemenin Melly,” kata Aman.
Aman pun mengaku salut dengan keinginan anaknya untuk terus bersekolah. Keinginannya untuk terus bisa sekolah, kata Aman, tidak kalah dari teman sebayanya yang kondisinya normal.
Dalam hal belajar, kata Aman, Melly amat rajin melakukannnya tanpa disuruh. Apalagi ketika ada pekerjaan rumah (PR) yang banyak. Melly tampak betah berlama-lama dengan buku. Seperti halnya anak-anak di usianya, Melly juga menyukai film kartun. Sehingga ia kadang melihat Melly belajar sambil menonton.
“Belajar sendiri dia tanpa saya minta, tapi sambil lihat TV ditemani ibunya, dia suka Upin Ipin,” tutur pria 38 tahun itu.
Melly sendiri tetap semangat menerima beragam materi pelajaran. Melly mengaku suka pelajaran Vahasa Indonesia. Nilai rata-rata Melly pun cukup baik. Mata pelajaran utama seperti IPA, IPS dan Bahasa Inggris ada di angka 70. 
Bahkan Melly sempat memperoleh ranking satu ketika mengeyam pendidikan taman kanak-kanak. Untuk di sekolahnya sendiri, prestasi juara lomba pidato pernah diraihnya ketika duduk di Kelas 1.
“Cita-cita saya ingin jadi dokter umum biar bisa bantu rawat orang,” tutur Melly dengan nada polos dan malu-malu. (Imam Mudofar)