​Jaga Lembur, Upaya Merawat Tradisi Santri dan Kampung Halaman

BUDAYA195 views


SUKARAME, (KAPOL).-
Kemeriahan tampak di Desa Wargakerta Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Mereka tampak antusias mengikuti acara bertajuk Jaga Lembur yang digagas oleh Pondok Pesantren Al Ma’mur Rancabolang, masyarakat Desa Wargakerta dan Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia) PCNU Kabupaten Tasikmalaya.

Pada event tersebut, ada berbagai macam acara. Mulai dari perlombaan khitobah, kreasi seni santri, karnaval dan lomba ngaliwet satu desa yang ditutup dengan orasi budaya yang disampaikan langsung oleh Penyair sekaligus Budayawan, Acep Zamzam Noor.

“Kegiatan ini merupakan upaya kami masyarakat di pedesaan dalam rangka ikhtiar merawat dan menjaga seni, tradisi dan budaya kampung halaman,” kata Ketua Pelaksana Jaga Lembur, Ajengan Nurul Muhtadin, Senin (19/6/2017).

Terlebih, kata Nurul, kondisi masyarakat hari ini sudah lama bergeser pola kehidupannya ke arah yang mereka sebut modern. Segala sesuatu yang menyangkut kampung halaman, mulai dari tradisi sampai dengan budaya dianggap sebagai sesuatu yang kolot dan kampungan.

“Meningkatkan kepekaan pada kondisi di sekitar masyarakat. Nilai ini yang ingin kita munculkan. Gotong royong dan kearifan lokal lainnya. Terutama yang menyangkut tradisi kepesantrenan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten Tasikmalaya, Imam Mudofar menuturkan ada banyak makna dalam kata Jaga Lembur yang berarti menjaga kampung halaman. Mulai dari menjaga lembur dari berbagai macam kerusakan alam, menjaga lembur dari sampah, banjir, ancaman moral, pornografi, miras, radikalisme, dan menjaga nilai-nilai luhur lainnya.

“Termasuk menjaga ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathoniah dan ukhuwah basyariah. Menjaga persatuan, kesatuan, kebhinekaan, menjaga NKRI, Pancasila dan UUD 1945. Dan itu dimulai dari skup terkecil bernama kampung halaman,” ujarnya. (Jani Noor)