SUKARATU, (KAPOL).-
Sanggar Sastra Tasik (SST) kembali menunjukkan kiprahnya. Di usianya yang ke dua puluh tahun, SST turut serta mewarnai kesusastraan tanah air. Setiap tahunnya, lomba Baca Puisi diselenggarakan oleh SST. Tak terkecuali di tahun 2016 ini.
Memeriahkan dua puluh tahun SST, lomba Baca Puisi kembali digelar. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. SST kali ini mencoba mendesentralisasikan sastra ke kampung-kampung. Kampung Kubangsalawe Desa Tawang Banteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya jadi tempat penyelenggaraan lomba Baca Puisi.
Kasepuhan SST, Saeful Badar menuturkan desentralisasi sastra pada lomba Baca Puisi SST 2016 ini sengaja di lakukan ke kampung-kampung. Tujuannya agar lebih menyatu dengan masyarakat. Terlebih, kata Badar, aktifitas seni dan kebudayaan di kota sudah terlalu pada dengan sejumlah aktifitas kesenian yang didukung gelontoran dana yang cukup besar.
“Ada atau tidak ada anggaran, lomba Baca Puisi ini tetap kami laksanakan,” kata Badar, Jum’at (28/10/2016).
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kata Badar, khusus untuk memperingati 20 tahun SST, peserta lomba tidak hanya dari Jawa Barat saja. Peserta dari Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur juga turut meramaikan lomba Baca Puisi SST yang digelar Sabtu sampai Minggu (29-30/10/2016) besok.
“Kurang lebih sudah ada 70 peserta yang terdaftar akan mengikuti lomba. Jurinya ada Arif Joko Wicaksono Jakarta, Beni Setia Jawa Timur, Wage Teguh Wiyono Purwokerto,” kata Badar.
Selain lomba Baca Puisi, lanjut Badar, berbagai kegiatan pun turut digelar. Di antaranya ada kirab budaya, lomba mancing beunteur, lomba nadzom, lomba nabeuh bedug dan bedah buku. (Imam Mudofar)
