KADIPATEN, (KAPOL).- Nasib yang dialami Andini Indah Lestari tak seindah namanya. Gadis berusia 11 tahun putri dari pasangan Ruswendi dan Yuyun warga Kampung Nanggela, Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya ini sekujur tubuhnya dipenuhi bintik-bintik seperti sisik.
Kondisi itu membuatnya enggan melanjutkan sekolah. Pasalnya tidak ada teman yang mau mendekat. Bahkan, dia kerap dibully oleh teman-teman di sekolahnya. Alhasil, gadis yang kini duduk di kelas VI SD Sukamulih ini tidak mau pergi ke sekolah.
Anehnya, meski dia kerap menjadi bahan ejekan teman-temannya namun guru-guru tidak ada yang berusaha membelanya. Bahkan, ketika tidak sekolah, tidak ada satu pun guru yang menyusul ke rumahnya.
“Sebenarnya, Indah mau melanjutkan sekolah. Tapi dia merasa minder karena kerap dijauhi teman-temannya, bahkan diejek karena memiliki penyakit kulit,” kata ibu kandung Indah, Yuyun, Senin (9/1/2017).
Indah tinggal bersama neneknya. Namun sejak 3 bulan lalu Indah tidak mau sekolah lagi, karena merasa terasing seolah menjauhkan teman-temannya dari lingkaran pergaulannya.
Hampir sekujur tubuhnya hingga di kepala terlihat seperti bersisik berupa bentol. Rasanya gatal, jika digaruk sampai lecet-lecet hingga akhirnya bernanah dan mengeluarkan bau.
Padahal, selama ini Indah kerap menjaga kesehatan dan kebersihan dengan mandi secara rutin. Penyakit itu diderita sudah sejak lama. Untuk pengobatan hanya sebatas dibawa ke Puskesmas dan diberikan salep.
Namun penyakitnya tak kunjung sembuh. Bahkan, kondisinya semakin menjadi hingga akhirnya rambutnya harus dicukur hingga kepalanya pelontos, karena di kepala pun penuh bentol.
“Saya hanya membawa ke Puskesmas, karena untuk pengobatan lebih lanjut tidak memiliki biaya,” ucapnya.
Dia pun menjelaskan, untuk melakukan pengobatan anaknya meminta bantuan LSM, karena untuk melakukan pengobatan sendiri khawatir dipersulit dan biayanya mahal.
“Anak saya menginginkan sekali sembuh dan kembali sekolah,” ungkap Yuyun yang tak bisa menahan tetesan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. (Imam Mudofar)