​Napak Tilas Paguyuban Pasundan di Tasikmalaya

KALANG32 views


TASIKMALAYA, (KAPOL).-

Tanah Sunda pernah memiliki cerita sejarah kejayaan organisasi termasyhur di zaman kolonial. Paguyuban Pasundan. Mendengar nama Paguyuban Pasundan, memori ingatan seolah kembali mengingat satu nama. Otto Iskandar Di Nata yang berjuluk Si Jalak Harupat.

Hanya saja banyak yang belum tahu jika ternyata pendiri Paguyuban Pasundan ini dimakamkan di Tasikmalaya. Tepatnya di komplek pemakaman raja-raja di Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Lantas siapa sebetulnya pendiri Paguyuban Pasundan yang hibar gerakannya jauh lebih dulu ketimbang Budi Utomo itu?

Ketua Paguyuban Pasundan Kabupaten Tasikmalaya, Asep Mbot mengisahkan Paguyuban Pasundan didirikan oleh Daeng Kanduruan Ardiwinata. Didirikan tepat pada tanggal 20 Juli 1914. Kabupaten Tasikmalayalah yang jadi daerah cikal bakal berdirinya Paguyuban Pasundan.

“Daeng Kanduruan ini mengungsi dari Bandung ke Tasikmalaya. Di Tasikmalaya ini kemudian dia mendirikan Paguyuban Pasundan,” kata Asep, Rabu (20/7/2016).

Tak heran, lanjut Asep, ada banyak peninggalan Paguyuban Pasundan di Tasikmalaya. Salah satunya HIS (Holand Inlandsche School) atau sekolah setingkat pendidikan dasar. HISA adalah sekolah yang pertama didirikan Paguyuban Pasundan di Tasikmalaya. Lokasinya yang saat ini jadi SMP N 1 Kota Tasikmalaya.

“Selain sekolah juga ada percetakan. Termasuk juga penerbitan surat kabar Sipatahoenan. Dulu dicetak dan diterbitkannya di Tasikmalaya,” ujar Asep.

Untuk mengenang kembali kejayaan Paguyuban Pasundan di masa lalu, lanjut Asep, Pengurus Paguyuban Pasundan Kabupaten Tasikmalaya akan menggelar napak tilas. Acara napak tilas Paguyuban Pasundan ini rencananya akan digelar 4 Agustus 2016 mendatanh. Bebarengan dengan momen pelantikan Pengurus Paguyuban Pasundan Kabupaten Tasikmalaya.

“Rencananya akan dihadiri oleh 26 pengurus dan kabupaten kota yang ada di Jawa Barat,” lanjut Asep.

Selain pelantikan, ujar Asep, akan ada seminar yang rencananya akan diisi oleh penulis biografi Otto Iskandar Di Nata, Iip D Yahya. Usai seminar, acara dilanjutkan dengan ziarah bersama ke makam Daeng Kanduruan Ardiwinata di Manonjaya. (Imam Mudofar)