BANDUNG, (KAPOL).- Sejumlah pekerja asal Kota Tasikmalaya yang bekerja diluar Tasikmalaya sangat antusias akan Pilkada Kota Tasikmalaya. Mereka akan menyalurkan hak pilihnya pada 15 Februari 2017 mendatang.
Tampilnya Dicky Chandra pun jadi alasan. Sehingga menarik perhatian mereka untuk pulang ke tanah kelahiran Kota Tasikmalaya ketika hari pencoblosan.
Seperti diungkapkan salah satu pekerja di Pabrik Garmen Bandung, Winda (35) yang tiap hari berjibaku dengan garmen. Meski pulang ke Kota Tasikmalaya satu bulan sekali, namun terus memantau perkembangan dan sudah menambatkan hati ke artis nasional Dicky Chandra.
“Tau di Tasik lagi Pilkada. Saya mengamati dari internet saja. Ada Dicky Chandra ya ?,” katanya ketika diwawancara melalui telepon.
Bagi Winda asal Cilembang ini, alasan suka ke Dicky Chandra karena orangnya baik meski artis papan atas. Tidak sombong dan merakyat serta “ganteng”.
“Makana di pabrik abi mah tos aya tim kampanyena. Sanaos Dicky Chandrana teu terangeun ge,” ujarnya.
Pekerja lain yang juga Sekretaris Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Tasikmalaya, Asep “Opay” Sulistio mengakui mayoritas pekerja di luar Tasikmalaya maupun Kota Tasikmalaya lebih suka pada Dicky Chandra. Dan sudah membentuk relawan dengan nama “Sajadi”, kepanjangan dari Sahabat Pekerja Untuk Dicky Nomor hiji.
“Itu aspirasi pekerja. Ketika kami jajaki, ternyata banyak yang menginginkan Kang Dicky. Maka kita himpun dalam Sajadi,” ucapnya.
Asep pun bersama pengurus SPSI telah menindaklanjuti aspirasi tersebut yang disampaikan langsung ke Dicky Chandra. Hasilnya, Dicky menyatakan keseriusannya dan komitmen akan ketenagakerjaan di Kota Tasikmalaya.
“Kami sudah bertemu dan ngobrol panjang seputar ketenagakerjaan, dan kita sampaikan masalah-masalah ketenaga kerjaan yang ternyata ada keseriusan Kang Dicky untuk menangani permasalahan-permasalahan tersebut. Maka wajar kalau mayoritas pekerja yang berhimpun di SPSI ke Kang Dicky,” tuturnya.
Disinggung masalah ketenagakerjaan apa saja yang disampaikan ke Dicky Chandra, Asep mengungkapkan ada lima poin penting yakni soal perjanjian kontrak yang terus menerus, waktu kerja yang masih tidak sesuai, upah lembur, hak cuti, hak berserikat dan pesangon PHK.
“Kami sudah komitmen menuntaskan masalah ketenagakerjaan itu. Mudah-mudahan kalau Kang Dicky jadi bisa terealisasi. Maka tim kami menamakan diri Sajadi,” kata Asep. (Jani Noor)