SINGAPARNA, (KAPOL).- Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah endemis Filariasis (penyakit Kaki Gajah) di Jawa Barat. Sedikitnya ditemukan 67 kasus Filariasis yang tersebar hampir diseluruh wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dr. Hj. Eli Hendalia menuturkan ada dua kecamatan yang angka Filariasisnya terbilang tinggi. Yakni Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Tanjungjaya.
“Memang di lapangannya ada kurang lebih 67 kasus. Hampir di semua kecamatan ada,” kata Eli, Kamis (13/7/2017).
Eli menambahkan kasus Filariasis yang tidak diinginkan adalah kasus Filariasis Kronis yang sudah bermanifestasi jadi penderita Kaki Gajah. Yang lainnya tidak muncul dan Filaria yang masih ada di dalam tubuhnya juga sudah diketahui.
“Makanya kita berikan obat massal pencegahan Filariasis. Jadi tidak dideteksi dulu baru diobati,” kata Eli.
Angka Filarisis di Kabupaten Tasikmalaya, lanjut Eli, masih di atas satu persen. Alhasil Kabupaten Tasikmalaya termasuk daerah di Provinsi Jawa Barat yang melakukan POPM (Pemberian Obat Masal Pencegahan) Filariasi.
Eli menambahkan ada sistem yang disebut SDJ (Sampel Darah Jari) untuk mengetahui indikasi Filariasis. Akhir tahun 2016 lalu, kata Eli, dilakukan SDJ di tiga kecamatan, yakni Kecamatan Tanjungjaya, Sukaratu dan Cisayong. Hasilnya, kata Eli, cukup memuaskan. Ditemukan kurabg lebih 300 kasus di tiap kecamatan.
“Total ada sekitar 900 kasus dan hasil labnya semua negatif Filariasis,” kata Eli.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sendiri, lanjut Eli, terus berupaya menekan angka Filariasis. Dari 39 kecamatan, hanya ada 8 kecamatan yang dianggap progres pencegahan Filariasisnya masih kurang.
“Saya ingin sasaran yang anak sekolah ini tidak boleh terlewatkan. Karena ini butuh bantuan dari semua pihak,” kata Eli. (Imam Mudofar)