CULAMEGA, (KAPOL).- Akibat truk terperosok di Jembatan Cijalu, aktivitas warga Kp. Lebaksiuh, Ds. Cipicung, Kec. Culamega terganggu.
Begitupun dari arah sebaliknya dari arah Kp. Cilangkuruk tidak bisa menyebran, harus menunggu truk yang berupaya sedang dievakuasi.
Ny. Kokom salah satu guru SDN Lebaksiuh warga Kampung Cilangkuruk pulang mengajar di SDN Lebaksiuh terpaksa harus menunggu cukup lama sekitar 3 jam., tak bisa menyebrang terhalang truk yang terperosok.
“Warga hususna nu ti arah Lebaksiuh teu tiasa mentas,” jelas Kokom. Tak hanya Kokom yang harus sabar menunggu. Kepala SMK Almubarok Lebasiuh, Luki Lukmanul Hakim dan Pemimpin Perusahaan HU Kabar Priangan Moch Ainurdin SE yang kebetulan habis pulang kampung menengok Ibu dan saudaranya, tak bisa menyebrang karena terhalang truk.
Dijelaskan Luki, kondisi bantalan kayunya sudah lapuk tidak kuat menahan beban truk yang bermuata batu belah. Jembatan Cijalu sambung Luki sudah puluhan tahun sejak awal dibangun tidak pernah berubah dibangun apa adanya dengan swadaya masyarakat, tak pernah mendapat sentuhan dari Pemkab Tasikmalaya.
Padahal jika melihat 50 tahun ke belakang (1947) Lebaksiuh sempat menjadi pusat Pemerintahan Darurat Provinsi Jawa Barat saat Guvernur Sewaka dan Brigjen Sutoko mengungsi ke Lebaksiuh.
“Ironis memang Lebaksiuh dengan jembatan Cijalunya mempunyai nilai yang historis namun luput dari perhatian,” jelas Luki.
Di tempat yang sama Ainurdin pituin asli teureuh Lebaksiuh menegaskan sejatinya Pemkab Tasikmalaya harus lebih respek dengan kondisi jembatan Cijalu. Tak hanya punya nilai historis. Namun akses jembatan Cijalu bagi warga Lebaksiuh dan kampung lainnya begitupun sebaliknya sangat vital.
“Lebaksiuh hasil buminya cukup melimpah seperti pisang, gula kawung dan kayu juga cukup banyak. Kondisi jembatan yang masih menggunakan bantalan kayu jelas sangat tidak layik pakai bahkan bisa mengundang resiko atau nyawa orang jika hujan deras, alira airnya sanga membahayakan,” tegasnya.
Kades Cipicung Jejen Hermawan membenarkan kondisi jembatan Cijalu sangat mengkhawatirkan dan membahayakan, berbagai upaya mengusulkan kepada pemerintah untuk dibangun permanen sudah dilakukan. Namun hingga kini belum ada tealisasinya.
“Terus terang saja warga Cipicung sudah jengah jembatan Cijalu tak pernah mendapat perhatian, padahal manfaatnya bagi warga sangat vital,” tandas Jejen. (Agung Ilham Setiadi)