INDIHIANG, (KAPOL).- Bagi siapa saja yang akan maju di perhelatan demokrasi seperti Pilkada Kota Tasikmalaya 2017, tentu harus mendiagnosa kebutuhan apa yang paling penting di masyarakat. Sehingga visi misi mencalonkan harus berdasar kebutuhan masyarakat tadi yang kalau terpilih akan menjadi Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk lima tahun kedepan.
“KAPOL” menyambangi kediaman Bakal Calon Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Muhamad Yusuf, di Perum Garunggang Jalan Indihiang, Rabu (20/7/2016).
Dan kata Yusuf, hal terpenting bagi masyarakat saat ini di Kota Tasikmalaya, masih seputar kebutuhan bahan pokok serta bagaimana pemerintah bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
“Dua masalah ini saya anggap paling penting. Kebutuhan sembako dan pengangguran. Saya akan fokus di dua bidang ini,” kata Yusuf menegaskan.
Menurut Yusuf, masalah kebutuhan bahan pokok (sandang pangan) memang sangat sulit dikontrol. Harga cepat meroket dan tak bisa turun lagi.
Kendati demikian, banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah yakni menjaga stabilitas sosial dengan membiasakan masyarakat, serta mengontrol harga agar tidak terus meroket.
“Disini perlu pembagian tugas antara pusat dan daerah. Pusat harus memberi dana lebih ke pemerintah daerah untuk pengembangan potensi perluasan tanah untuk lahan swasembada, agar terjadi peningkatkan produksi bahan pangan,” ujarnya.
Tak hanya pemberian dana untuk perluasan lahan swasembada pangan, pemerintah pusat juga harus membantu pembiayaan distribusi agar harga tak melambung.
“Intinya akses ke swasta harus diperdalam. Supaya mereka tak bisa seenaknya mempermainkan harga,” ucap Yusuf.
Mengenai penyediaan lapangan kerja, tutur mantan birokrat ini, tetap terletak pada kesempatan kerja. Ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja dengan kesempatan kerja yang tersedia, berakibat pada lemahnya penyerapan tenaga kerja yang kedepannya menimbulkan pengangguran, kemudian berdampak juga pada ketidakstabilan ekonomi dan bidang kehidupan lain.
Peran pemerintah, kata Yusuf, harus mampu menganilisis faktor-faktor yang mempengaruhi dengan memiliki data akurat tentang jumlah tenaga kerja, lapangan kerja dan potensi usia kerja.
“Analisa ini harus menembus ruang dan waktu lima tahun kedepan sehingga tiap lulusan usia kerja bisa diantisipasi,” ujarnya.
Tak hanya soal analisis usia kerja, klasifikasi sektor kerja yang memiliki permintaan tinggi, menengah dan sedikit juga harus dimiliki. Pemerintah bisa mengarahkan setiap usia kerja ke sektor tersebut.
“Dan terpenting itu pemerintah dengan para pelaku usaha harus saling mendukung dalam meningkatkan kinerja perekonomiannya di sektor apapun serta mendatangkan investasi yang lebih banyak dialokasi untuk program,” ucap Yusuf.
Yusuf pun mengungkapkan pencari kerja di Kota Tasikmalaya terus bertambah tiap tahunnya, sementara lapangan pekerjaan sedikit. Dari data Dinsosnakertrans Kota Tasikmalaya yang ia peroleh, sepanjang 2014 tercatat 9.119 pencari kerja, dan di tahun 2015 membludak menjadi 15.996 pencari kerja.
“Jika tak diantisipasi sejak dini, saya yakin masalah sosial di Kota Tasikmalaya akan semakin rumit karena biang dari segala keresahan, kriminalitas dan kejahatan apapun karena tidak adanya lahan pekerjaan. Ini PR berat saya kedepan bersama Pak Budi,” katanya. (Jani Noor)