BANJAR, (KAPOL).- Sebanyak 1800 ekor hewan kurban siap dipotong dan dinyatakan sehat di Kota Banjar.
Hewan kurban itu berasal dari peternak lokal Banjar dan beberapa daerah yang lain.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjar, drh. Iis Meilia, Jumat (2/8/2019).
“Ternak dari luar Banjar itu, diantaranya berasal dari Jateng, Kab Ciamis seperti Rancah dan Tasikmalaya,” ujar drh Iis seraya menjelaskan, petugas pemeriksa hewan kurban di Kota Banjar berjumlah 15 orang.
Menurutnya, semua petugas itu dibagi 4 kelompok dan menyebar di empat kecamatan se-Kota Banjar.
Adapun ketersediaan hewan kurban yang berjumlah sekitar 1800 ekor di Kota Banjar selama ini.
Dijelaskan dia, sapi (900 ekor), kambing (300 ekor) dan domba (600 ekor).
Lebih lanjut dia mengharapkan semua hewan yang akan disembelih itu sehat dan aman dikonsumsi masyarakat.
Untuk itu, diharuskan bebas penyakit hewan menular seperti anthrax, brucellosis, orf dan penyakit lainnya.
“Proses pemeriksaan hewan kurban sudah dimulai sejak 29 Juli 2019 lalu. Dijadwalkan berakhir 13 Agutus 2019 mendatang,” kata drh.Iis kepada “KAPOL”.
Pemeriksaan antemortem (pemeriksaan hewan sebelum dipotong) di Kota Banjar, dikatakan dia, dijadwalkan mulai 29 Juli sampai 10 Agustus 2019.
Kemudian, pemeriksaan postmortem (Pemeriksaan hewan setelah dipotong) mulai 11 sampai 13 Agustus 2019.
Adapun ciri-ciri hewan kurban sehat, dijelaskan dia, nafsu makan bagus (makan atau mengunyah rumput), berdiri atau berbaring dengan kelompoknya, saat dihampiri (hewan memandang dengan tajam, biasanya langsung berdiri jika sedang berbaring).
Selain itu, berjalan teratur diatas keempat kakinya dan melihat kearah mana dia pergi, pernafasan tenang dan teratur, hewan dapat melihat, mata jernih dan terang, Selaput lendir mata basah dan berwarna merah muda.
Selanjutnya, hewan kurban itu tidak ada kotoran atau eksudat dari mata, hidung atau mulut, tidak ada pembengkakan pada kepala, hewan tidak kekurangan cairan (ditandai dengan kulit yang elastic dan lemas, jika dicubit kulit terangkat ke atas.
Jika dilepaskan, kulit kembali dengan cepat. Kulit mulus tidak luka).
“Tidak ada tanda-tanda diare, seperti bisa dilihat dari anus yang bersih, kering dan tertutup. Kemudian, feses normal saat dilihat tidak keras, tidak lunak, tidak encer,” ucapnya.
Sementara, ciri hewan tidak sehat, diantaranya suhu tubuh tinggi lebih dari normal (lebih dari 39•C), hewan tidak nafsu makan, nafas terengah-engah, bulu kusam/kotor, elastisitas kulit jelek, mukosa/selaput lendir pucat atau warna lain yang tidak normal dan diare
“Ciri penyakit Anthrax, suhu tubuh tinggi dan demam tinggi, kesulitan bernafas, kematian secara cepat mendadak dengan ciri khasnya itu keluar darah seperti ter dari lubang kumlah (lubang hidung, te|inga, anus, pori-pori kulit),” ujarnya.
Persyaratan hewan kurban selain harus sehat dan tidak cacat itu, dikatakan dia, diharuskan cukup umur.
Misal, domba dan kambing diatas 1 tahun. Sementara, sapi diatas 2 tahun, tidak kurus, berkelamin jantan, memiliki buah zakar lengkap 2 buah dengan bentuk dan letak yang simetris. (D.Iwan)***
Foto | Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban Kota Banjar mulai bekerja sejak 29 Juli 2019. Dijadwalkan pemeriksaannya berakhir 13 Agustus 2019 mendatang. Tepatnya, setelah hewan kurban itu dipotong. Foto diambil, Kamis (1/8/2019).