TASIKMALAYA, (KAPOL)-.
Banyaknya kasus yang menimpa anak, membuat Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Tasikmalaya kian gencar melakukan upaya pencegahan lewat sosialisasi. Kali ini mereka menyasar para orangtua murid di TK Ibadurrahman Lengkong Kec. Tawang.
“Apalagi, kita ini di Indonesia, apalagi Kota Tasik sudah tergolong darurat perlindungan anak. Sehingga upaya semacam ini bentuk kami menyebarluaskani informasi, baik terkait KPAD Kota Tasik yang baru berdiri atau juga masalah perlindungan anak,” jelas Ketua Bidang Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) Eki Surojul Baehaqi, S.H M.H yang dijumpai seusai kegiatan, Rabu (28/10/2015).
Ditegaskannya, jika melindungi anak dari segala macam bentuk kekerasan, eksploitasi, penelantaran, sehingga mampu terciptanya lingkungan yang ramah anak, merupakan kewajiban seluruh pihak. Tidak hanya pemerintah, sekolah, ataupun keluarga, namun juga masyarakat.
“Anak itu investasi bangsa yang harus kita jaga, lindungi, supaya akhirnya nanti bisa terbentuk generasi-generasi cerdas dan kokoh yang bisa berkiprah di dunia luas,” tambah Eki.
Selain kekerasan, pihaknya juga menyoroti terkait penelantaran anak yang di Kota Tasik umumnya terjadi lantaran kasus perceraian yang tinggi. “Di situlah, peran dunia pendidikan kita bersama memfasilitasi anak bisa berkembang dengan baik, jadi keluarga kedua, sehingga penelantaran ini tidak jadi fenomena gunung es seperti halnya kekerasan,” lanjutnya.
Sedangkan, Kepala Sekolah TK Ibadurrahman Reni Nurjanah mengapresiasi kunjungan dari KPAD. Menurutnya dengan upaya tersebut mampu meminimalisir tindakan kekerasan ataupun tidak terselenggaranya hak-hak anak.
“Sekolah tentu punya peran juga, namun kembali lagi pada keluarga sebagai garda terdepan ini perlu dikuatkan. Mudah-mudahan informasi yang disampaikan bisa ditindaklanjuti secara optimal,” harap dia.
Reni mengaku miris dan prihatin atas banyak kasus di Kota Tasikmalaya, sehingga pihaknya selain dengan kegiatan kali itu juga, sebelumnya telah rutin melakukan pertemuan dengan pihak orang tua setiap satu bulan sekali.
“Karena kami sadar, tidak bisa bergerak sendiri-sendiri, tapi untuk menjaga tunas terbaik bangsa ini perlu adanyasinergitas antara sekolah dan orangtua, ini yang terus kami upaya lakukan,” tambah Reni.
Bahkan, guru pengajar pun ditegaskan untuk bisa menjaga, melindungi, bahkan membimbing para siswa layaknya anak sendiri. Sehingga, dengan hal itu diharapkan bisa terhindari dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Ekky mengatakan, jika sosialisasi akan terus digencarkan di berbagai wiliayah Kota Tasikmalaya untuk menekan angka kasus yang terjadi. (Astri Puspitasari)***
Komentar