Aktivis OTD Waduk Jatigede Menghembuskan Napas Terakhir

KILAS57 views

SUMEDANG, (KAPOL).- Tokoh dan aktivis orang terkena dampak (OTD) Waduk Jatigede, Djaja Albanik meninggal dunia, Senin (4/12/2017) sekira pukul 10.05.

Albanik alias Apih Suci menghembuskan napas terakhir di RSUD Sumedang setelah dinyatakan dokter mengalami serangan jantung.

Keterangan pihak keluarga, mengatakan , sebelumnya, Albanik terserang sakit selama 10 hari dan harus terbaring di rumahnya di Dusun Cibala, RT.02/RW.01 Desa Sarimekar Kecamatan Jatinunggal.

“Karena kondisinya semakin parah, pada hari Minggu (3/12/ 2017) sekira pukul 16.00 Almarhum dibawa ke RSUD Sumedang. Namun ternyata tidak kuat. Katanya serangan jantung,” ujar istri almarhum, Teti (40).

Jenazah almarhum Djaya Albanik dibawa dari RSUD Sumedang menuju rumah duka dengan menggunakan ran Ambulance sekitar pukul 11.15. Kemudian almarhum dimakamkan ditempat pemakaman umum alamat Dusun Cibala Rt 02/01 Desa Sarimekar Kecamatan Jatinunggal.

Almarhum meninggalkan seorang istri dan 6 orang anak.

Semasa hidupnya, Djaja Albanik yang lahir di Cipaku, Kecamatan Darmaraja pada 9 Mei 1952 itu kerap memimpin pergerakan warga terkena dampak Waduk Jatigede, untuk menyuarakan ketidak adilan yang dialami warga Jatigede.

Jiwa kepemimpinannya terbentuk karena, sebelumnya Albanik juga pernah menjadi Kades Cipaku di era tahun 90-an.

Sosoknya di tokohkan oleh warga Jatigede terutama yang mencari keadilan terkait ganti rugi pembebasan lahan untuk kepentingan proyek pembangunan Waduk Jatigede.

Pasalnya almarhum selalu memimpin aksi unjuk rasa, baik di lingkungan Pemkab Sumedang, di Provinsi Jawa Barat bahkan ke pemerintah pusat.

“Dia (almarhum) itu sampai telaten mencatat berapa ratus kali memimpin demo untuk memperjuangkan hak warga Jatigede. Orangnya tidak takut sama siapapun. Namun meski keras tapi sering humor,” ucap Komarudin tokoh OTD Jatigede lainnya.

Ia mengatakan, sepeninggalnya almarhum warga Jatigede akan sangat kehilangan sosok yang mau dan berani memperjuangkan paling depan terkait hak warga.

Sehingga kematian almarhum menyisakan kesedihan bagi warga terutama warga terkena dampak Jatigede.

“Kami kehilangan sosok yang berani. Ia (almarhum ) sangat peduli sama warga korban Jatigede walau harus bersitegang dengan bupati bahkan setingkat gubernur,” ucap warga lainnya.

Dimata keluarga, sosok Albanik merupakan sosok yang penuh humor. Semasa hidupnya selalu enerjik dan jarang sakit.

“Makanya kaget begitu sakit langsung tiada,” ungkap istrinya.
Kematian Djaja Albanik juga langsung menjadi perbincangan pengguna media sosial di Sumedang. (Nanang Sutisna)***