TASIKMALAYA, (KAPOL). – Sebanyak 76 orang tenaga pendamping yang terdiri dari alumni Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi, pemuda tani serta delapan orang dosen pembimbing akan disebar melakukan pendampingan di sejumlah sentra produksi benih/bibit tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan di wilayah Tasikmalaya dan Ciamis.
Kegiatan pendampingan yang didanai APBN-P tahun 2017 itu terealisasi atas kerja sama Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi, STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) Bogor dengan Kementrian Pertaniaan RI.
“Para pendamping dan dosen pembimbing nantinya akan disebar ke sejumlah sentra produksi, terutama di Tasikmalaya dan Ciamis untuk mengawal dan mendampingi petani melaksanakan program kementrian Pertanian dalam melakukan budidaya komoditas, utamanya kedelai,” kata Ir. Suprianto, MS, Ketua Pelaksana kegiatan usai acara bimbingan teknis program pendampingan untuk tenaga pendamping dan dosen pembimbing di Aula Fakultas Pertanian Unsil, Sabtu (30/09/2017).
Pada acara bimtek yang dibuka Dekan Fakultas Pertanian Unsil, DR.Hj. Ida Hodiyah itu, Suprianto menyebut jika durasi kegiatan pendampingan akan berlangsung selama dua bulan yakni dalam rentang bulan Oktober hingga November 2017 ini.
Kegiatan tersebut merupakan lanjutan kerja sama yang sudah terjalin sejak 2015 silam. “Hanya dalam setiap kegiatan, fokus kegiatan tidak sama. Untuk program kali ini misalnya, kita fokus pada produksi tanaman kedelai, cabe dan kelapa,” kata Suprianto menambahkan.
Ditambahkan, sebanyak 66 orang tenaga pendamping akan ditempatkan diwilayah Tasikmalaya beserta tujuh orang dosen pembimbing serta 10 orang tenaga pendamping dan seorang dosen pembimbing di wilayah Ciamis.
DR.Hj. Ida Hodiyah menambahkan, program tersebut merupakan kebijakan nasional dalam menopang target penanaman 500.000 hektar tanaman kedelai pada tahun ini dalam rangka mendukung pencanangan tahun 2018 yang akan sebagai tahun pembenihan nasional. Program ini diharapkan bisa menunjang swa sembada kedelai dengan target penanaman seluas dua juta hektar pada tahun 2018 ,” kata nya. (Kapol)***