SINGAPARNA, (KAPOL).-
Anggota Angkatan Muda Siliwangi (AMS) Distrik Kabupaten Tasikmalaya mengaku kesal dan sakit hati akan sikap Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Kodir. Sikap Kodir dinilai arogan dan mengkekang kebebasan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungannya dalam berorganisasi. Bahkan rencananya AMS akan melakukan proses dengan menyampaikan nota resmi kepada Bupati Tasikmalaya, H. Uu Ruzhanul Ulum.
Ketua AMS Distrik Kabupaten Tasikmalaya, Basuki Rahmat menjelaskan, sikap Sekda yang dinilai arogan dan tidak patut ini dialami oleh para pengurus AMS saat mereka hendak melakukan audensi bersama Bupati Tasikmalaya, H Uu Ruzhanul Ulum, di Setda Kabupaten Tasikmalaya, Senin (4/4/2016) kemarin. Ketika itu sejumlah pengurus dan kader AMS yang kebetulan berstatus PNS dilarang masuk dan ikut dalam audensi. Mereka akhirnya tertahan di luar ruangan dengan perasaan kecewa.
“Bahkan ada bahasa begini dari pak Sekda ‘Lebih memilih jadi AMS atau PNS?’ Itukan tidak pantas dilontarkan oleh seorang pejabat,” jelas Basuki yang juga anggota Komisi 1 DPRD Kabupaten Tasikmalaya.
Basuki mengaku sangat menyayangkan sikap Sekda yang dinilai tidak patut itu. Padahal dari perudang-udangan pun Basuki menegaskan tidak ada larangan bagi PNS untuk ikut dalam organisasi. Basuki mendesak Sekda untuk meminta maaf kepad AMS atas tindakan tersebut.
“Jika memang menyoroti PNS yang masuk AMS, maka itu tidak adil. Sebab diluaran sana dikatakan dia, masih banyak PNS yang mangkir kerja karena malas dan nakal. Ketimbang mereka yang aktif di organisasi,” kata Basuki.
Audensi sendiri berjalan tidak lebih dari 10 menit, sebab ketika itu Bupati segera bergegas karena ada agenda lain ke luar. Audensi ini merupakan tindak lanjut dari musyawarah distrik yang digelar pada 3 Desember 2015 lalu. Dimana kala itu Bupati meminta AMS berkiprah membantu pemerintah dan berbagai bidang.
Sementara itu dikonfirmasi terpisah Sekda Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Kodir, membantah telah melarang sejumlah anggota AMS untuk masuk beraudensi bersama Bupati. Mungkin saja hanya terjadi kesalah fahaman belaka. Ditegaskan dia, sama sekali tidak ada insiden seperti itu. Sebab ia sama sekali tidak melarang PNS untuk ikut berorganisasi.
“Tidak ada kejadian itu. Hanya salah faham saja. Hubungan saya dengan pak Uki baik-baik saja, bahkan barusan sempat nelpon,” jelas Kodir saat ditemui KP Senin petang.
Kodir sendiri, mewanti-wanti agar persoalan ini tidak diperpanjang. Sebab dikhawatirkan malah memancing situasi panas. (Imam Mudofar)