SINGAPARNA, (KAPOL).-
Tahapan seleksi Direksi PDAM Tirta Sukapura tengah Berlangsung. Prosesnya sudah sampai ditahapan fit and proper test. Ada delapan orang yang melamar pada proses seleksi Direksi PDAM kali ini. Tiga orang terpaksa tidak bisa melanjutkan ke tahapan fit and proper test karena tidak lolos seleksi administrasi. Sedangkan lima orang lainnya lolos dan mengikuti tahapan selanjutnya, fit and proper test yang dilaksanakan Kamis (04/02/2016) di Hotel Santika Kota Tasikmalaya.
Salah satu dari ke lima orang pendaftar yang mengikuti tahapan fit and proper test itu adalah Asep Nurjaeni. Namanya sudah tidak asing lagi di PDAM Tirta Sukapura. Pasalnya di periode sebelumnya, laki-laki yang memiliki gaya khas janggut diikat karet ini juga termasuk salah satu jajaran direksi PDAM Tirta Sukapura. Saat ini Asep kembali maju dan melamar untuk posisi Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirta Sukapura.
Ditemui Kapol disela-sela aktifitas tahapan fit and proper test di Hotel Santika Kota Tasikmalaya Kamis (04/02/2016) siang, Asep mengaku tertantang untuk melamar di posisi tersebut. Pasalnya selama ini, kata Asep, ia melihat ada banyak hal yang perlu dibenahi dan diperbaiki di tubuh PDAM Tirta Sukapura.
“Masih banyak yang perlu dibenahi. Baik hal teknis maupun non teknis,” kata mantan aktifis PMII Kab. Tasikmalaya ini.
Salah satu cara agar bisa memberikan sumbang sih untuk perbaikan PDAM Tirta Sukapura ini, lanjut Asep, dengan cara melamar posisi Dirut. Pasalnya posisi itulah yang dinilai Asep punya kekuatan penuh dalam hal perbaikan di PDAM Tirta Sukapura.
Dalam pandangan Asep, seseorang yang menduduki posisi Dirut ini harus memiliki kemampuan mendatangkan anggaran dari luar APBD Kab. Tasikmalaya. Baik yang bersumber dari Pemerintah Prov. Jawa Barat maupun dari pusat. Bahkan lebih detailnya, Asep mengaku sudah menghitung rancangan anggaran untuk membenahi permaslahan yang selama ini menggerogoti tubuh PDAM Tirta Sukapura.
“Kita butuh dana sekurang-kurangnya 16 miliar untuk seluruh perbaikan dan pemanfaatan sumber mata air. Tentunya ini harus dikejar dan dicari baik ke Pemerintah Prov. Jawa Barat maupun ke Pemerintah Pusat,” kata Asep.
Terlebih, kata Asep, PR yang terbilang urgent dan tengah dihadapi PDAM kali ini adalah penggantian pipa saluran air. Pasalnya pipa yang ada saat ini usianya sudah mencapai tiga puluh tahun. Padahal batasan normalnya hanya sampai 15 tahun. Jika tetap dibiarkan dan tidak dilakukan penggantian pipa, kebocoran teknis akan kerap terjadi. Hal ini tentu berimbas pada terganggunya pelayanan terhadap masyarakat.
“PDAM ini BUMD. Tentunya dituntut untuk bisa menghasilkan PAD. Jika pelayanan dan berbagai perbaikan dilakukan, tentu akan berimbas pada peningkatan jumlah PAD,” kata Asep.
Selain itu, lanjut Asep, belum seluruhnya sumber mata air yang ada di Kab. Tasikmalaya ini bisa dimanfaatkan. Lagi-lagi alasannya karena tidak ada anggaran yang bisa digunakan PDAM untuk pemanfaatan sumber mata air. Alhasil ada banyak sumber mata air yang tidak terkelola dengan baik. Padahal PDAM Tirta Sukapura ini membawahi dua wilayah administratif, yakni Kota dan Kab. Tasikmalaya.
“Seperti yang saya sebutkan tadi. Jika ada kemauan untuk mengejar anggaran baik ke tingkat provinsi atau pusat, tidak menutup kemungkinan perbaikan-perbaikan di PDAM ini bisa kita lakukan. Dan menurut saya itu adalah tugas utama seorang Dirut. Makanya saya tertantang untuk melamar di posisi tersebut,” ujar Asep. (Imam Mudofar)
Komentar