Balita Asal Panyingkiran Kritis Diduga Jadi Korban Penganiayaan

HUKUM44 views

INDIHIANG, (KAPOL).- Diduga menjadi korban penganiayaan, seorang anak balita mengalami luka lebam hampir diseluruh tubuhnya. Terutama luka lebam di bagian wajahnya. Kondisinya yang kritis bayi malang tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Prasetya Bunda Kota Tasikmalaya, Kamis  (11/1/2018).

Selain masih tak sadarkan diri, bayi mungil juga mengalami luka bakar di bagian pipi serta bekas jeratan tali di bagian kaki. Bayi yang mengalami nasib tragis itu diketahui bernama Ferdi berusia 2,5 tahun asal warga Panyingkiran Kecamatan, Indihiang Kota Tasikmalaya.

Petugas medis pastikan korban alami kekerasan fisik yang sangat berat. Korban kekurangan oksigen serta kekurangan cairan saat dibawa ke rumah sakit.

“Hipoksia dan dehidrasi ada juga luka lebam diseluruh tubuh dikepala ada juga luka bakar dipipi. Kekerasan fisik bisa menimbulkan trauma terhadap korban,”  kata dokter jaga RS Ibu dan Anak Prastya Bunda, dr Lia Nur Rahmalia.

Sementara dikatakan Lusi Rahman Gandawa, salah satu perawat RS Prastya Bunda yang sempat berbicara dengan tante korban menyebutkan, Korban saat dibawa ke RS diantar oleh petugas medis salah satu rumah sakit bersama dengan tante yang merawat korban. Meski belum bisa dipastikan korban telah dianiaya anak tantenya itu.

“Kalau menurut pengakuan dari tantenya,  kondisi korban bisa seperti ini oleh anaknya. Sebab, tantenya itu sedang berjualan. Anak ini (korban, red) dijaga anaknya yang berumur lima belas tahunan. Sedangkan ibu korban memang tidak ada. Karena menurut keterangan dari pihak keluarga ibu korban sudah pisah. Jadi korban dititip ke tantenya, adik ipar dari orang tua korban,” katanya.

Ferdi bayi malang itu dititipkan di rumah neneknya dan diasuh oleh tantenya setelah orang tua korban dirundung perceraian.

Meski belum bisa dipastikan Polisi mengamankan seorang perempuan berinisial D yang masih tante korban untuk dimintai keterangan. Kasus penganiayaan bayi tersebut kini ditangani Unit PPA Polres Tasikmalaya Kota. (Erwin RW)***