TASIKMALAYA, (KAPOL).- Untuk membangun jiwa entrepreneur di kalangan siswa, SMA Negeri 1 Cikatomas membentuk kelompok wira usaha. Kelompok ini memproduksi aneka makanan ringan dengan bahan baku dari berbagai potensi yang ada di daerah
Ada sebanyak 31 siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan wira usaha sekolah tersebut, baik itu siswa atau pun staf OSIS. Mereka membentuk sebuah unit usaha bersama dengan modal bersama yang dihimpun dari masing-masing siswa.
Jumlah modal usaha yang mereka kumpulan lebih dari Rp 2 juta yang digunakan untuk memproduksi kripik, kedempling dan makanan olahan lainnya dengan baha baku singkong, pisan dan bahan makan lainnya.
“Kita arahkan anak-anak untuk belajar secara langsung berwirausaha dengan membuat sebuah kelompok wira usaha di sekolah. Mereka langsung membuat produk untuk dijual,” kata Pembina Kelompok Wira Usaha SMA Negeri 1 Cikatomas, Agus Setiawan Rosadi Kamis (15/6/2017).
Jelas dia, semua siswa yang ikut kelompok wirausaha terlibat secara langsung di bidang produk dan juga pemasaran. Produk yang dihasilkan langsung di jual ke pasar umum dengan harga cukup bersaing dengan produk makanan olahan lain yang diproduksi masyarakat.
“Langkah ini sengaja kami ambil agar para siswa memiliki bekal di bidang usaha. Sehingga ketika lulus sekolah nanti mereka memiliki modal untuk berwirausaha di rumahnya atau di daerahnya,” tutur Agus.
Anak-anak jelasnya memanfaatkan waktu luang untuk memproduksi prodak olahan. Mereka membeli sendiri bahan baku dari masyarakat, mengolahnya menjadi bahan olahan baik itu keripik dan juga olahan lainnya. Dan kemudian mereka pasarkan sendiri ke warung-warung yang ada di lokasi anak-anak tinggal.
“Untuk tahap awal, hasil produk yang mereka buat habis terjual. Mereka pun sudah bisa menghasilkan keuntungan yang dibagikan sesuai besar kecilnya investasi yang ditanamkan masing-masing siswa,” ucapnya.
Agus mengharapkan dengan adanya kelompok wira usaha di sekolah ini, para siswa bisa tumbuh menjadi wirausaha baru di tempat tinggalnya dan bisa memanfaatkan potensi alam yang ada di daerah masing-masing.
Sehingga anak-anak, bisa berdaya secara ekonomi dan mampu membuka kesempatan kerja untuk warga lainnya di tempat tinggalnya. Dan bisa menekan tingginya laju urbanisasi ke kota yang menjadi persoalan bangsa saat ini. (Abdul Latif)***