SUMEDANG, (KAPOL).- Sebagian warga Desa Banyuresmi, Kecamatan Sukasari mempertanyakan realisasi bantuan sapi ke salah satu kelompok tani (Poktan) disana yang dianggap minim sosialisasi.
Hal itu, tentu saja membuat heran sebagian warga disana yang alasannya tak paham dan ingin mengetahui asal usul bantuan tersebut.
Menurut informasi yang dihimpun, bantuan tersebut diketahui senilai lebih dari Rp150 Juta yang juga serapan melalui salah seorang anggota dewan Provinsi Jabar.
Bantuan tersebut, diantaranya untuk pembelian sapi sebanyak 6 ekor, 1 unit sepeda motor, dan membangun kandang untuk 6 ekor sapi.
“Kami anggap wajar jika sebelumnya ada pemberitahuan dan informasi kepada warga. Agar warga bisa mengetahui dan paham dari mana sumber bantuan itu,” kata salah seorang warga Banyuresmi, Asep, Kamis (11/1/2018).
Ia mengatakan, mengetahui ada bantuan tersebut tentu saja membuat warga lainnya bertanya-tanya dengan alasan dari manakah bantuan itu?.
“Kami anggap tepat,
jika ada itikad baik dari pihak kelompok tani menyosialisasikan ke warga atau aparatur pemerintah desa, agar nantinya disampaikan ke masyarakat,” tuturnya.
Aneh juga, kata dia, ketika ada warga bertanya ke pihak pemdes terkait itu, mereka pun tak mwngetahuinya.
“Jika aparatur desa saja tak tahu,
apalagi warga secara keseluruhan,” tuturnya.
Dikatakan, semoga ada penjelasan dari pihak kelompok tani kepada pihak desa soal itu.
“Jika terbuka, maka warga lain akan paham dan tak membuat warga lainnya bertanya-tanya, heran dan bingung,” katanya.
Kades Banyuresmi, Jajang S mengaku tak mengerti terkait asal usul bantuan sapi kepada poktan itu.
“Kami sebelumnya tak menerima kabar soal itu. Sehingga, maaf saja kami tak tahu ‘jujutan’ terkait bantuan itu,” katanya.
Siapa saja pemanfaatnya dan datangnya bantuan dari mana, pihak pemerintah desa tak paham.
“Benar, idealnya ada informasi yang tujuannya kami bisa menjelaskan kepada warga yabg bertanya ke aparatur desa. Maaf, bukan kami mau ikut campur soal bantuan, ya idealnya ada pemberitahuan,” ujarnya. (Azis Abdullah) ***