Begini Penuturan Korban Selamat dari Pembunuhan Sadis

HUMANIORA34 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).- Suasana rumah korban pembunuhan sadis di RT 03/06, Kampung Babakan Kelurahan Sukaasih, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya masih dikerumuni banyak orang, Sabtu (1/7/2017) siang.

Terkuak siapa yang diduga kuat melakukan pembunuhan sadis dibarengi dengan tindakan asusila dari pelaku.

“Semalam kelihatannya masih lemas, tapi tadi subuh I baru mau berbicara,” ujar bibi korban selamat, Enong (45) ketika ditemui di kediaman I (11 tahun), korban selamat.

Ia menuturkan, pada Jumat (30/6/2017) siang I (11 tahun) dan D (11 tahun) bermain tak jauh dari rumahnya. Tiba-tiba A (16) yang diduga pelaku mengajaknya mencari bunga di semak-semak pinggir Sungai Ciloseh.

“Awalnya I tidak mau, karena tidak ada teman lagi akhirnya ikut,” ujarnya.

Terduga pelaku, kata dia, sempat berkilah kalau bunga-bunga di sana sudah layu. Dan tindakan sadis pun dilakukan terhadap D, sementara I hanya melihat saja dari dekat.

“I mah tidak disuruh morosotkeun calana, kalau D dipaksa sambil dikalungi golok,” tuturnya.

Diduga D melakukan perlawanan karena tidak mau menuruti terduga pelaku. Termasuk I pun akhirnya menjadi sasaran kekejian dengan golok yang sehari-hari digunakan mengambil kelapa.

“Saat itu, I pura-pura pingsan. Dan sempat juga meminum air sungai karena haus. Setelah itu pelaku kabur ke atas karena tebing sungai lumayan tinggi,” ujarnya menuturkan.

I pun ditemukan warga yang tengah mancing duduk di atas batu sekitar pukul 16.30 WIB dan langsung dibawa ke Puskesmas terdekat lalu dirujuk ke RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Sontak warga di kampung tersebut geger atas kejadian tersebut.

“Ada sendal dan golok milik A, kemungkinan dia pelakunya. Kalau bisa dihukum seberat-beratnya,” katanya dengan nada kesal.

*Belum tahu
Mirisnya lagi, orang tua korban selamat saat ini belum mengetahui kejadian tragis yang menimpanya. Sang ayah yang buruh bangunan sedang merantau ke Karawang, sementara ibunya bekerja sebagai TKW di Arab Saudi.

“Bapaknya dihubungi tetapi tidak aktif Hape nya, Ibunya belum dikasih tahu khawatir akan panik. Karena I sehari-hari dirawat oleh kakek dan neneknya,” ujar Enung Nurhayati salah seorang pengasuh I.

Sementara orang tua korban meninggal, sampai saat ini belum bisa berkomunikasi karena shock. Apalagi usia kandungannya sudah mulai menua atas kejadian yang menimpa anaknya. (Inu Bukhari)***