TASIKMALAYA, (KAPOL).-Ketua DPC PPP Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengundurkan diri secara tertulis dari jabatan nya di partai. Hal tersebut ditegaskan Sekretaris DPC PPP Kota Tasikmalaya H. jani Wijaya menyikapi polemik di internal kepada KAPOL, Jumat (10/5/2019).
“Sebelum pertemuan pengurus harian, surat pengunduran dirinya sudah kami terima. Atas dasar tersebut pengurus harian melakukan musyawarah mufakat dan menunjuk saudara Zenzen sebagai pelaksana tugas,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Surat keputusan pelaksana tugas pun masih dalam tahap pengajuan dan menempuh prosedur partai. Adapun riak yang terjadi pada majelis syariah dan pakar semestinya melalui proses tabayun terlebih dahulu. Agar menjaga soliditas partai dan tidak menimbulkan persepsi lain di pengurus akar rumput.
“SK-nya pun baru diajukan. Tapi sudah beredar siapa yang nanti menggantikan Pak Budi, termasuk nama-nama yang akan duduk di kursi pimpinan DPRD. Kita belum sampai (membahas) ke sana,” katanya.
Ia menjelaskan, secara personal penunjukan pelaksana tugas sendiri yang bersangkutan tidak ingin dan tidak berkepentingan. Adapun yang tidak hadir dalam rapat pengurus harian, mengapa tidak ikut hadir.
“Kalau ada yang keberatan, kenapa saat rapat tidak hadir. Pengurus saat itu plt yang diajukan (Zenzen) tidak memiliki cita-cita ke arah sana. Berbeda dengan yang lain,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Majelis syariah, majelis pertimbangan dan majelis pakar PPP Kota Tasikmalaya beserta elemen partai lainnya meradang. Pasalnya dengan penetapan pelaksana tugas (plt) DPC PPP Kota Tasikmalaya Zenzen Zaenudin pasca non aktifnya Budi Budiman beberapa waktu lalu.
“Kami mencium gelagat tidak sehat di tubuh pengurus harian DPC PPP Kota Tasikmalaya. Karena dengan tiba-tiba dan tergesa-gesa menunjuk Plt tanpa menunggu arahan dan masukan dari majelis yang notabene bagian dari struktur resmi partai,” ujar juru bicara Majelis, KH. Yeyen Munawar seusai pertemuan di Pondok Pesantren Assulahaa Cibeureum Kota Tasikmalaya, Kamis (9/5/2019).
Pihaknya menganggap pengurus harian tidak fokus pada evaluasi secara menyeluruh hasil Pemilu. Terlebih kekalahan PPP di Kota Tasikmalaya malah memberikan pahala kekalahan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LP2) sebagai Plt Ketua DPC PPP Kota Tasikmalaya.
“Kami menangkap sinyal besar keberatan dan melukai rasa keadilan sebagian besar tokoh dan sesepuh atas langkah pengurus harian. Serta berbau aroma persekongkolan segelintir kepentingan pribadi pengurus harian dengan melalaikan kemaslahatan partai dalam jangka panjang,” katanya. (Inu Bukhari)***