BANJAR, (KAPOL).- Bakal Calon Wali Kota Banjar, H.Yayat Supriatna menilai kemungkinan adanya bungbung kosong atau paslon tunggal pada Pilwalkot Banjar 2018, tak mungkin terjadi selama enam parpol yang mempunyai 14 kursi di DPRD Banjar sepakat perubahan yang dibuktikan melakukan koalisi besar.
“Keberadaan bungbung kosong itu sebagai indikasi kegagalan perjalanan demokrasi di Banjar. Mudah-mudahan saja itu tidak sampai terjadi di era kekinian,” ujar H.Yayat Supriatna, Selasa (28/11/2017).
Terkait turunnya rekomendasi DPP Partai Gerindra ke Banjar, diperkirakan Desember 2017.
Lebih lanjut dia memprediksi Pilwalkot Banjar 2018 ada tiga paslon atau dua paslon. Hal demikian dilihat dari peta kekuatan enam parpol yang memiliki 14 kursi di DPRD Banjar dan belum terang-terangan bergabung ke petahana sekarang ini.
Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Bappda) Gerindra Kota Banjar, Ryan R Mustofa, menyatakan, untuk meraih kemenangan Pilwalkot Banjar 2018 diharuskan berkoalisi, karena Partai Gerindra di DPRD Banjar hanya memiliki 3 kursi atau kekurangan 2 kursi lagi.
“Tiket peserta Pilwalkot 2018 minimal mempunyai lima kursi di DPRD Banjar,” katanya seraya menjelaskan, Partai Gerindra dan PKS Banjar itu sudah lama melakukan MoU untuk Pilwalkot Banjar 2018.
Terkait bakal calon Wali Kota Banjar yang mengikuti penjaringan di Partai Gerindra Banjar, selama ini ada dua orang.
Yaitu, H.Yayat Supriatna merupakan balon kader internal Partai Gerindra. Sementara, Hj.Irma Bastaman itu adalah balon ekternal Partai Gerindra.
Ketua DPD PKS Banjar, Budi Kusmono, mengharapkan, setelah PKS dan Partai Gerindra melakukan MoU itu, berhasil membentuk koalisi besar. Jadi, tak mungkin Pilwalkot Banjar 2018 ada bumbung kosong.
“Insya Allah sudah deal berikut pasangannya. Koalisi jaman now dan pasangan jaman now. Terkait siapa paslon dan parpol apa saja yang siap melawan petahana nanti, dipastikan ada kejutan. Makanya, saat ini masih dirahasiahkan , sambil menunggu momen yang pas untuk deklarasi,” ucap Budi Kusmono. (D.Iwan)***