Isteri Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan itu datang berkunjung ke Satas bersama Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dr Ir H Ahmad hadadi Msi dalam rangka peningkatan litetasi dan sosialisasi jabar tolak kekerasan kepada anak.
Dalam kesempatan itu Netty memompa semangat para siswa untuk giat belajar dan mempersiapkan dirinya untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.
Bisa jadi dari ribuan siswa Satas ada siswa yang di masa depannya menjadi presiden di negeri ini, menjadi gubernur, menjadi menteri atau menjadi pengusaha sukses yang bisa mengolah sumber daya alam yang ada.
“Saya meminta calon pemimpin masa depan agar mempersiapkan diri sejak sekarang. Mungkin saja dari sekian banyak siswa ada yang jadi presiden. Saya doakan,” katanya.
Ia meminta anak-anak harus memiliki kemampuan literasi, sebagai upaya dalam meraih mimpi yang gemilang di masa depan.
Saat ini banyak anak-anak yang bermain-main dengan masa depannya. Faktanya ketika ditanya apa yang paling disukai di sekolah, ternyata anak-anak menjawab jam pelajaran kosong, tidak ada PR dan bisa pulang cepat.
“Kita terlena dengan waktu luang yang dimiliki dan masih main main dengan masa depan kita. Jika hari ini anak-anak lebih senemg jam kosong, semenara negara lain sudahbmengincar kekayaan kita. Kalau kita sadar teknologi pengolahan sumber daya alam masih dimiliki orang asing,” tegasnya.
Netty mengajak para siswa untuk giat belajar dan menumbuhkan literasi, karena faktanya kemampuan literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah, dari 1000 warga hanya satu orang saja yang suka membaca.
Jelas dia, sadar atau tidak saat ini bangsa Indonesia sedang dijajah teknologi komunikasi dan ini sebuah sinyal bahaya bagi peradaban bangsa, karena minat baca masih sangat rendah.
Teknologi yang masuk saat ini dalam kenyataanya kata dia memberi dampak yang buruk bagi generasi muda dan juga kaum perempuan. Dengan kemudahan teknologi ternyata menyuburkan tindak kriminal.
Setiap jam kata Netty dua perempuan dan anak menjadi korban kekerasan dan kejahatan seksual dan itu ditawarkan melalui teknologi komunikasi. Prostitusi bisa lewat online. Sadar tidak sadar saat ini negara sedang dijajah tekhnologi komunikasi.
“Maka kuncinya kita semua harus paham literasi dan jangan menyia-nyiakan masa depan kita yang dimulai dari bagku sekolah hari ini,” terangnya.
Dalam kesempatan itu Netty bertanya kepada para siswa tentang apa yang akan dilakukan 20 tahun ke depan. Siswa yang maju memiliki jawaban berbeda-beda ada yang ingin jadi Dokter bedah, ilmuan dosen, pengusaha sukses dan juga ada yang mau menjadi diplomat.
Kunjungan Netty ke SMA Negeri Tasikmalaya memberi kesan tersendiri bagi warga Satas terlebih Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat merupakan alumni Satas angkatan 78.
Bahkan Netty meminta agar Pa Hadadi bisa membantu Satas agar sarana dan prasarananya bisa lebih baik dan lebih berkualitas.(Abdul Latif)***