KOTA, (KAPOL).-.Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengaku sangat kecewa dengan pendataan korban banjir bandang di Kelurahan Paminggir yang tidak sesuai. Bahkan Rudy mengaku merasa telah dibohongi dengan data yang diterimanya sebelumnya.
“Saya kecewa dan merasa telah dibohongi. Ternyata jumlah korban banjir bandang yang ada di Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota datanya tak sesuai kenyataan,” komentar Rudy, Minggu (19/3/2017).
Kesalahan data tersebut menurut Rudy sangat vatal akibatnya. Apalagi saat ini data tersebut telah ditetapkan dalam Surat Keputusan (SK) Bupati dan bantuannya dari Kementerian Sosial telah turun.
Akibatnya, terdapat cukup banyak korban banjir bandang yang dirugikan karena tak mendapatkan bantuan jaminan hidup (jadup).
“Akibat kesalahan pemberian data itu, ada 70 kepala keluarga (KK) di Paminggir yang hanya mendapat jadup per KK. Padahal sesuai ketentuan, seharusnya bantuan jadup itu diberikan kepada tiap jiwa,” katanya.
Diakui Rudy, pihaknya tak mungkin hal itu dibiarkan berlalu begitu saja. Para korban banjir bandang yang belum mendapatkan bantuan jadup tentunya harus mendapat perhatian.
Oleh karena itu, dituturkan Rudy, dirinya sudah meminta kepada Sekretaris Darah (Sekda) Garut, Iman Alirahman agar dilakukan verifikasi ulang data korban banjir bandang di Paminggir. Selain itu, permasalahan ini juga akan dibicarakan dengan pihak DPRD Garut.
“Saya berjanji secepatnya akan melakukan verifikasi ke 70 KK di Kelurahan Paminggir yang hanya menerima jadup per keluarga. Kami akan mendata kembali jumlah jiwa di setiap keluarga yang menjadi korban banjir di daerah tersebut,” katanya.
Menurut Rudy, verifikasi ulang data sangat penting untuk dilakukan mengingat para korban harus mendapatkan haknya dalam mendapatkan bantuan termasuk jadup dari Kemnsos. Apalagi dengan tegas Mensos telah memerintahkan Dinsos Garut untuk melakukan hal itu.
Rudy menegaskan, tidak ada alasan bagi Dinsos Garut untuk tidak melaksanakan verifikasi ulang data korban banjir bandang di Paminggir.
Dalam pemberian bantuan terhadap korban bencana, tentunya tidak boleh ada diskrimanasi.
Kata dia pelaksanaan verifikasi jumlah korban hanya akan dilakukan di Kelurahan Paminggir. Pihaknya akan mencari solusi agar semua korban tak kehilangan haknya dan merasa tidak diperhatikan.
Menanggapi pernyataan Kepala Dinsos Garut yang menyatakan tidak akan melakukan verifikasi ulang data korban, Rudy mengaku sangat menyesalkan hal itu. Apalagi kesalahan data yang terjadi sebelumnya merupakan kesalahan Dinsos yang malas melakukan pengecekan ulang dan hanya mau menerima data dari kelurahan saja.
“Verifikasi ulang harus dilakukan karena kita akan mencari solusi. Mungkin Dinsos engga mau lelah. Tentunya sangat tak bijak kalau seperti itu,” ucap Rudy.(Aep Hendy S)***