Bupati : Tunjangan Sertifikasi Guru, Bukan Untuk “Nyicil” Mobil

EDUKASI12 views

GARUT, (KAPOL).- Nilai uji kompetensi guru (UKG) di Kabupaten Garut rendah menjadi perbincangan guru, dan masyarakat Garut belakangan ini.

Beragam komentar pun diungkapkan melalui media sosial.

Sejumlah guru mengaku merasa malu nilai UKG Garut masih rendah dibawah nilai rata-rata Provinsi Jawa Barat.

“Ya saya pribadi malu sebagai guru warga garut. Masyarakat pasti menilainya negatif apalagi kesejahteraan guru sekarang ini justru lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Makanya wajar saja kalau Pak Dede Sutisna (Plt. Kadisdik) bilang lima persen tunjangan harus disisihkan melengkapi kebutuhan seperti membeli laptop, untuk meningkatkan kemampuannya,” kata Imas Masitoh (51) salah seorang guru SMP yang bertugas di wilayah selatan Garut.

Namun, hal berbeda diungkapkan Kabid Sekolah Dasar (SD) Disdik, Ade Manadin. Ia menilai, nilai uji kompetensi guru tidak dijadikan satu-satunya patokan dalam mengukur kemampuan guru.

Pasalnya, menurut dia, pertanyaan-pertanyaan dalam UKG terlalu beragam.

“Misalnya begini, guru pelajaran matematika tetapi dalam soal harus mengisi pelajaran guru kelas. Atau guru bahasa Indonesia harus mengiri pelajaran guru kelas. Nah seperti itu kejadiannya.” kata Manadin, Rabu (1/11/2017).

Namun begitu, Ade menjanjikan, akan lebih banyak lagi melakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru.

“Nilai UKG Garut rendah bukan se Indonesia tapi dibawah rata-rata di Jawa Barat. Tapi kalau paling rendah adalah Maluku.” katanya.

Ketika diminta tanggapannya, Bupati Garut Rudy Gunawan mengaku merasa prihatin.

Dia juga menggeleng-gelengkan kepalanya dengan raut muka menandakan kecewa.

Bupati berharap, para guru itu lebih meningkatkan kemampuannya, agar nilai UKG bersaing dengan daerah lain.

“Ya paling tidak sejajar-lah dengan daerah lain di luar Garut. Saya ingin para guru itu menyisihkan sebagian tunjangan sertifikasinya untuk membeli kebutuhan mengajarnya, seperti beli komputer atau alat penunjang untuk meningkatkan kemampuannya. Ada yang harganya 4 juta an juga. Jadi tunjangan itu bukan untuk mencicil mobil,” kata Bupati.

Sebelumnya, Ketua PGRI Kab. Garut, Mahdar Suhendar menegaskan, kendati nilai uji kompetensi guru (UKG) di Kab. Garut terbilang rendah dibandingkan rata-rata nilai UKG Jawa Barat, namun proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah-sekolah di Kab. Garut tetap berjalan baik.

Ia bahkan meyakinkan kalangan guru yang nilai UKG-nya rendah agar tak usah khawatir atau takut.

Sebab nilai UKG tak berpengaruh terhadap tunjangan sertifikasi. Mahdar menyebut, UKG rendah sebenarnya bukan hanya di Garut. Di beberapa daerah di luar Garut pun hampir seperti itu kondisinya. (Dindin Herdiana)***