BANJAR, (KAPOL).- Sebanyak 108 caleg perempuan DPRD Kota Banjar dari total 384 orang daftar calon tetap (DCT) DPRD Kota Banjar bersaiang memperebutkan kuota 30 kursi DPRD Kota Banjar pada Pemilu 2019.
Menuju kesetaraan gender perempuan dan pencapaian 30 persen keterwakilan perempuan di parlemen, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Anak Kota Banjar menggelar “Pembinaan Komunikasi Politik Bagi Calon Legislatif Perempuan se-Kota Banjar”, di Aula Setda Banjar, Selasa (5/3/2019).
Wakil Wali Kota Banjar, Nana Suryana, pada acara pembukaan, berharap bertambahnya kuota kursi DPRD Kota Banjar, dari 25 kursi menjadi 30 kursi pada Pemilu 2019, berhasil ditambah kaum perempuan.
“Saat ini, anggota DPRD Kota Banjar hanya ada dua perempuan. Diharapkan peluang yang diberikan Pemerintah dan parpol, melalui aturan yang yang berlaku, supaya memenuhi keterwakilan 30 persen perempuan di parlemen berhasil direalisasikan sampai duduk di legislatif nantinya,” tutur Nana kepada “KAPOL”.
Motivator sekaligus Dosen Unpas, Dr.Dra.Imas Sumiati, M.Si., perempuan itu mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Jika mau belajar dan dilatih, dipastikan itu bisa menjadi peluang untuk meraih kemenangan.
“Kelemahan caleg perempuan saat bersaing caleg pria itu seringkali mudah menyerah, terlalu pakai perasaan. Kendati itu, caleg perempuan mempunyai keunggulan dengan kelembutan. Dari kelembutannya itu otomatis banyak dilirik para pemilih,” ujarnya.
Wali Kota Banjar, Hj.Ade Uu Sukaesih, semua caleg perempuan harus mampu menjadi wanita super, tahan banting dan tahan hinaan.
“Niatlah jadi caleg itu untuk ibadah kepada Allah SWT. Jabatan itu bagian dari ujian. Jika terpilih nanti, baju parpol mesti dibuka. Jadilah wakil rakyat untuk kepentingan masyarakat, Banjar lebih baik dimasa mendatang,” tutur Hj. Ade Uu Sukaesih, saat memberikan motivator.
Lebih lanjut dia berharap pada Pemilu 2019 ini, semuanya mampu menjaga persatuan dan kesatuan. Jangan sampai gara-gara pemilu menimbulkan perpecahan dan putusnya silaturahmi.
“Terpenting sekarang ini, waspadai hoaks dan ghibah. Karena, masyarakat Indonesia sekarang hampir 9 juta jiwa masih percaya hoaks. Padahal, itu termasuk perbuatan dosa,” katanya seraya berharap selesai Pemilu “ulah jadi gering”.
Ketua Panitia, Hj.Ika Kartiwati, berharap melalui Pembinaan Komunikasi Politik Bagi Calon Legislatif Perempuan se-Kota Banjar, mampu menambah wawasan dan pengetahuan para caleg DPRD Kota Banjar.
“Semua caleg perempuan diundang hadir. Terlihat banyak direspon positif,” ucapnya.
Seorang caleg, Hj.Lalak Siti Malak, mengapresiasi positif.
“Kesetaraaan gender mesti diperjuangkan kaum perempuan. Jika bukan oleh caleg perempuan oleh siapa lagi. Seiring banyaknya aspirasi perempuan yang harus diperhatikan dan direalisasikan,” ujar Hj. Lalak. (D.Iwan)***