Cegah Banjir, Tanggul Cimanuk Diperkuat

KOTA, (KAPOL).-Pasca terjadinya banjir bandang sungai Cimanuk, September 2016 lalu. Pemerintah Daerah (Pemda) Kab. Garut membangun tanggul di tiga titik.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kab. Garut, Uu Saepudin menjelaskan, tanggul sungai Cimanuk diperkuat untuk mencegah meluapnya kembali air sungai Cimanuk.

Penguatan tanggul dilakukan di dekat RSUD dr. Slamet, Jembatan Leuwi Daun, Kec. Tarogong Kidul, dan Kampung Cimacan, Kec. Garut Kota.

Menurut Uu, tiga lokasi tersebut merupakan lokasi terdampak banjir bandang paling parah. Di lokasi itu pula, paling banyak terdapat korban meninggal akibat banjir bandang yang terjadi Selasa (20/9/2016).

Penguatan tanggul dilakukan dengan menambah luas dan ketinggian tanggul. Di setiap lokasi, perluasan dan peninggian tanggul berbeda-beda.

“Tanggul dilebarkan jadi tiga meteran, tinggi dua meteran. Tanggul juga akan dilapisi beton agar kekuatannya bertambah. Biaya penguatan tanggul di setiap lokasi berkisar Rp 10 miliar.” kata Uu di halaman Kantor Setda, Selasa (13/6/2017).

Dia mengatakan, penguatan tanggul merupakan program Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung. Tujuannya adalah mencegah air sungai Cimanuk meluap lagi dan mengancam keselamatan warga.

Meski demikian, penguatan tanggul itu menimbulkan konsekuensi bagi warga yang masih tinggal di bantaran Sungai Cimanuk. “Ada sedikitnya 100 rumah di bantaran sungai yang harus dibongkar untuk menguatkan tanggul di kawasan dekat RSUD dr. Slamet.” katanya.

Sesuai rencana Pemda Kab. Garut, kata Uu, warga di bantaran sungai itu bisa direlokasi ke rumah tapak atau rumah susun yang sedang dibangun.

“Namun, selama rumah belum dibangun, warga harus kemana. Itu yang perlu dicarikan solusinya” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah warga yang kini masih tinggal di bantaran sungai Cimanuk meminta Pemda Garut, segera menetapkan tempat tinggal para korban, dan menindak tegas warga yang telah membangun kembali rumah di kawasan bantaran sungai Cimanuk tersebut.

“Sok ti ayeuna keneh pemerintah teh sing tegas. Anu ngalanggar bongkar langsung meungpeung teu acan seu eur bumi na,” kata Solihin (59) warga Kampung Cimacan, Desa Haurpanggung. (Dindin Herdiana)***