PAGERAGEUNG, (KAPOL).-Ratusan massa dari Desa Pagerageung, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya bergabung dengan aktifis lingkungan menggelar aksi bersih-bersih lingkungan untuk menangkal serangan nyamuk demam berdarah, Jumat (21/6/2019).
Aksi kebersihan dengan tajuk Gerakan Masyarakat Peduli Penanganan Demam Berdarah itu dilaksanakan di lingkungan desa tersebut.
Mereka melakukan aksi kebersihan dengan cara membuang sampah-sampah di saluran air dan rumah tangga. Selain itu melakukan fogging di lima kedusunan yang ada di Desa Pagerageung.
Ketua panitia kegiatan, Endang mengatakan aksi kebersihan ini untuk menghindari penyebaran demam berdarah, mengingat di wilayah Desa Pagerageung dinyatakan endemis demam berdarah. Sebanyak puluhan warga dinyatakan terkena penyakit demam berdarah dan dua orang meninggal dunia.
Atas dasar itu, pihaknya menginisiasi untuk melakukan gerakan bersih-bersih atau pemberantasan sarang nyamuk yang dilanjutkan dengan melakukan pengasapan atau fooging. Sebelum gerakan itu dimulai, pihaknya juga melakukan sosialisasi pencegahan demam bersarah kepada masyarakat.
“Kegiatan ini didukung oleh aktifis lingkungan dari berbagai organisasi. Dalam kegiatan ini juga didampingi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dan UPT Puskesmas Pagerageung,” ucap Endang yang juga Kepala Dusun Pagerageung.
Menurutnya, dalam kegiatan ini sebanyak ratusan orang yang hadir. Untuk itu pihaknya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam kegiatan sosial ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi mengatakan penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan menjaga kebersihan dari jentik nyamuk. Dan menghindari gigitan nyamuk aedes aegypti. Untuk mencegah sebaran nyamuk DBD ini salah satunya dengan cara menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita.
Dari data yang ada, hingga saat ini di tahun 2019 dilaporkan sebanyak 134 orang yang dinyatakan terkena DBD dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia. Dari jumlah tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang berjumlah 88 orang.
Tentunya, pihaknya terus mewaspadai penyebaran penyakit DBD apalagi masa pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau ini. Masa transisi ini sangat berpotensi bekembangbiaknya nyamuk aedes agepty. Sehingga masyarakat disarankan untuk mewaspadai.
Pada dasarnya, upaya sudah dilakukan oleh Puskesmas masing-masing, terutama dalam PSN. Namun PSN sendiri bukan satu-satunya pencegahan, namun dilakukan juga pengasapan untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa.
“Yang paling efektif memang PSN, setidaknya dilakukan satu kali dalam seminggu. Karena pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa saja,” ucapnya.
Menurutnya, masyarakat harus segera melaporkan jika ada warga yang sakit dan dicurigai DBD. Nantinya, dari Puskesmas akan melakukan pengecekan ke lokasi, apakah benar DBD atau bukan. Puskesmas juga akan melaporkan dan melakukan penyelidikam epidemilogi, ungkapnya. (Ema Rohima)