BANJAR, (KAPOL).- Curhat Hasan Basri (66), warga Lingkungan Cipadung, Rt 10 Rw 04, Kelurahan/Kec Purwaharja, atas nasib yang dialaminya tak pernah menerima bantuan dari pemerintah dan menjadi sorotan publik selama ini, akhirnya didatangi Pemerintah Kelurahan Purwaharja, Rabu (4/4/2018).
Aspirasi warga miskin ini, langsung direspon positif Lurah Purwaharja, Bambang Dwi Sutanto, SSTP.
Diantara penyebab tak menerima bantuan dari pemerintah itu, karena Pak Hasan Basri sempat pergi ke Jawa Timur dan menjual rumah miliknya di wilayah Purwaharja pada tahun 2016.
Kemudian, datang lagi ke Banjar pada pertengahan tahun 2017.
Berlatar kenyataan itu, otomatis bantuan yang direncanakan untuk Pak Hasan itu dialihkan kepada orang lain.
“Alasan dialihkan itu, akibat Pa Hasan tidak diketahui pasti akan pulang lagi ke Banjar. Kendati itu, Pak Hasan sempat menerima bantuan dari Baznas sebesar Rp 500 ribu, itu dulu dan sekali,” ucap Bambang.
Dijelaskan dia, Pak Hasan pulang lagi ke Purwaharja, beli tanah dan membangun rumah di lokasi sekarang ini, pada pertengahan tahun 2017.
“Berlatar pendataan penerima rasta tak bisa dirubah pada pertengahan tahun 2017, kemudian pendataanya itu adalah kewenangan kementrian dipusat. Maka, rencana memberikan rastra jadi terkendala sampai sekarang ini,” ujarnya berkilah.
Kendati itu, dia berjanji semua peluang yang berbasis bantuan untuk warga miskin akan diupayakan maksimal.
Baik, bantuan rastra, bantuan untuk rumah tidak layak huni dan bantuan modal usaha dari Baznas Banjar.
“Setelah kami menerima permohonan resmi dari RT/RW setempat, dipastikan bantuan untuk Hasan diperjuangkan sampai berhasil menerimanya. Melalui, pengajuan ke intansi terkait. Misal, permohonan bantuan modal usaha melaui Baznas, bantuan rastra melalui Dinas Sosial dan rumah tidak layak huni ke Dinas PU,” katanya.
Terkait Penerangan Jalan Umum (PJU) sekitar jembatan gantung penghubung Lingkungan Cipadung, Rt 10 / 4, Kelurahan/Kec Purwaharja dengan Lingkungan Banjar Kolot, Rt 02/11, Kelurahan/Kec Banjar, yang mati dan berkualitas buruk itu.
Tepatnya, sekitar rumah Pak Hasan itu, direncanakan segera dilaporkan ke Dinas PU Banjar.
“Hasil keterangan dari warga. Penyebab matinya PJU yang menggunakan sinar surya itu, akibat accu-nya tidak ada,” tuturrnya, merasa heran.
Ditempat terpisah, anggota DPRD Banjar, H.Mujamil, mengaku prihatin atas kenyataan potret buram warga miskin di Kota Banjar dan kualitas PJU yang dinilai baru terindikasi berkualitas buruk dan terbukti mati itu.
“Tema Hari Jadi Kota Banjar yang caang baranang tahun 2018 ini, semestinya sudah tidak ada lagi daerah yang remang-remang, apalagi sampai gelap masalah PJU. Saya merasa aneh, mengapa anggaran perawatan itu tak dipergunakan sesuai peruntukannya,” ujar H.Mujamil, sekaligus Ketua DPC PPP Kota Banjar.
Seperti diberitakan “KAPOL” sebelumnya, Hasan Basri mengaku sedih ketika proses pendataan warga miskin dirinya merasa terdata.
Kenyataanya, saat bantuan itu turun, hanya dirinya tak memproleh bantuan tersebut.
“Rumah kami berlantai tanah. Dinding rumah bukan tembok. Memasak juga masih menggunakan kayu bakar dan tungku. Anehnya,
saya tak pernah diperhatikan dan menerima bantuan sampai sekarang ini,” keluh Hasan.
Kemiskinan yang dialaminya selama ini dirasakan berat, saat harga kebutuhan hidup sehari-hari terus mengalami kenaikan.
Berlatar itu, dirinya berharap kepedulian para pemegang kebijakan yang berpihak kepada masyarakat miskin seperti diirnya. (D.Iwan)***