TASIKMALAYA, (KAPOL) –
Kebijakan pemerintah pusat mengurangi kuota impor sapi disebut penyebab melambungnya harga daging di pasaran.
Selain harga naik, pendapatan RPH (Rumah Potong Hewan, red) juga berkurang.
RPH Kota Tasikmalaya di Kelurahan Panoongan Kec. Indhiang juga turut serta meraskan dampak tersebut. Ketua RPH di tempat itu, Drh. Aceu Siti Maemunah mengatakan pengurangan jumlah import sapi itu berdampak pada berkurangnya PAD Kota Tasikmalaya yang dihasilkan dari RPH yang dipimpinnya itu.
“Pengurangannya sampai sekitar 30 persen,” ujar Aceu, Rabu (12/8/2015) siang.
Bahkan RPH Kota Tasikmalaya sempat menggelar aksi mogok potong pada 11 dan 12 Agustus lalu sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah tersebut.
Sejatinya, kata Aceu, RPH Kota Tasikmalaya sendiri tetap memiliki jatah potong. Hanya saja jatah potong tersebut berkurang.
“Jika biasanya 20 sapi, sekarang hanya 15 sampai 16 ekor sapi,” imbuhnya.
Di tahun 2015 ini, imbuh Aceu, kuota import sapi itu dikurangi sebanyak satu perlima dari kuota nasional. Dampaknya permintaan konsumen tinggi, tapi stoknya terbatas. Hal itulah yang ditengarai menjadi penyebab melambungnya harga daging sapi.
“Terlbeih ketika menjelang hari raya kemarin. Permintaan daging sapi benar-benar tinggi,” imbuh Aceu.
Saat ini, imbuh Aceu, masyarakat diberi pilihan untuk mengalihkan sumber protein daging sapi ke jenis lainnya seperti ikan dan ayam. Hal itu untuk mengantisipasi membludaknya permintaan pasar atas daging sapi. (Imam Mudofar)
Komentar