TAWANG, (KAPOL).- Mengingat pentingnya daya saing daerah dalam meningkatkan produktifitas, kualitas maupun penjualan produk-produk yang dihasilkan oleh Kota Tasikmalaya. Agar bisa berbicara banyak di luar daerah, baik tingkat Regional, Nasional maupun Internasional.
Ketua Harian Dewan Peningkatan Daya Saing (DPDS) Kota Tasikmalaya, Wahyu Tri Rahmadi saat ditemui di Hotel Santika Kota Tasikmalaya, mengungkapkan, semua elemen harus berkolaborasi dalam meningkatkan daya saing daerah. Sebab, masih menumpuknya pekerjaan rumah (PR) besar sebagai kendala adalah produktifitas. Asalnya menurun produktifitas yakni dari sumber daya manusia.
“Kalau kita berbicara masalah daya saing, sebaiknya meningkatkan sumber daya manusia terlebih dahulu. Setelah itu mungkin ke produksi lalu secara teknologi. Ya itu, kita ada masalah. Masalah kita jalan di tempat bahkan mungkin kecenderungan lebih menurun,” katanya, Senin (23/10/2017).
Diungkapkan Wahyu, kalau kita bicara daya saing sebetulnya apasih daya saing itu ?
Secara simpel itu adalah produktifitas tapi produktifitasnya itu harus dalam jangka waktu panjang. Jadi tidak hanya sekali saja.
“Misalnya, kita bisa menjual prodik-produk kita laku hanya sekali, sudah begitu besok tidak laku. Tapi kalau kita bicara daya saing produk maka produk asal Kota Tasikmalaya itu mempunyai kekuatan atau digandrungi oleh konsumen untuk dibeli. Kalau memang memiliki keunggulan dibanding daerah lain. Sehingga produk-produk lokal itu saja terus yang dibeli oleh konsomen lokal, bukan produk daerah lain. Konsumen lokal tidak tertarik selain produk dari Kota Tasikmalaya,” ujarnya.
Sedangkan, kalau memang konsumennya adalah pasar luar negeri. Mereka (konsumen internasional, red) akan melihat produk-produk Kota Tasikmalaya itu bagus atau berkualitas dan memiliki karya seni tinggi. Maka mereka akan tetap memilih produk Kota Tasikmalaya dan tidak akan memilih produk negara lain.
DPDS Kota Tasikmalaya juga sedang menyelesaikan kajian, kata Wahyu, kajian ekonomi, kajian daya saing per Kecamatan. Bulan Desember selesai. Kita akan melihat secara faktual, produk-produk yang dihasilkan setiap pengusaha atau perajin atau sdm atau infrastruktur itu bagaimana.
“Kalau mau jujur Kita sering melihat produk-produk hasil dari daerah lain, baik yang dipasarkan di luar Jawa ataupun di luar negeri, produk kita sudah ketinggalan jauh, produk kita sulit bersaing dengan produk derah lain maupun negara lain,” katanya.
Dikatakan Wahyu, saat talk show di Hotel Santika pekan lalu, mengutif dari salah satu pembicara dari lembaga nirlaba dari Jerman yang memang tugasnya membantu negara-negara berkembang. Utamanya di bidang Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat. Bahwa jika kita mau bicara daya saing daerah. Kemudian mau bicara bagaimana produk-produk daerah Kota Tasikmalaya ini bisa di ekspor lebih banyak lagi lebih memiliki daya jual tinggi dan sebagainya.
Coba lihat ke dalam dan evaluasi diri dulu. Kalau misalnya dalam kita sudah diberesin diperkuat dikompakan, baru kita bisa bicara ekspor, bisa bicara bagaimana peningkatan daya saing daerah.
Jadi pada intinya DPDS menginginkan semua elemen harus bekerjasama yang kondusif diantara 5 faktor utama dalam pengembangan ekonomi daerah, yakni yang pertama tentunya Kalangan pemerintah, akademisi, dunia usaha, media dan komunitas masyarakat.
“Kita berkolaborasi, Kemudian ada wadah yang formal yaitu DPDS. Membicarakan semua hal-hal bagaimana meningkatakan daya saing daerah Kota Tasikmalaya. Kemudian memberikan kajian, memberikan rekomendasi ke pemerintah,” ujarnya. (Erwin RW)***