MANONJAYA, (KAPOL).-
Dede mengakui, perjalanan menuju Bale Kota sejak Pilkada 2007 sampai Pilkada 2012 dan sekarang Pilkada 2016 begitu banyak rintangan. Ketika bersama Syarif Hidayat di 2007, harus melepas posisi DPRD Kabupaten Tasikmalaya karena diperintah Mantan Bupati Tasikmalaya, Tatang Farhanul Hakim di Kota Tasikmalaya.
Begitupun saat Pilkada 2012, di akhir waktu menjelang pendaftaran ke KPU, Dede harus mengambil resiko meninggalkan Koalisi 21 (PDIP, Gerindra dan PKB) dan dikawinkan dengan Budi Budiman.
“Analisanya kalau masing-masing nyalon dengan Budi, Pak Syarif bisa menang. Maka saya mengalah,” ujarnya saat talk show dengan Priangan TV, Selasa (14/6/2016).
Menghadapi Pilkada 2017 pun, batu terjal terus merintangi. Dede memilih tiket Gerindra bersama Koalisi Perubahannya karena PPP didera dualisme dan Budi Budiman lebih diunggulkan.
“Meskipun saya juga tidak berdiam diri dengan terus mengawal eksistensi PPP Djan Faridz agar bisa mendapat tiket PPP,” ucapnya.
Kini Pilkada sudah didepan mata. September 2016 sudah harus melakukan pendaftaran dan Dede lebih pada memersiapkan siapa calon pendamping dia.
“Katanya dengan dr. Asep juga bisa. Atau tidak juga bisa terjadi. Saya ingin wakil saya orang profesional. Profesional dalam keilmuan dan pekerjaan,” katanya. (Jani Noor)