PURWAKARTA, (KAPOL).- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi terbilang sukses menghadirkan rumah bernuansa estetik jelang akhir masa jabatan pada Maret 2018 mendatang.
Pasalnya, tidak seperti rumah dinas lain yang cenderung tidak terurus, rumah dinas Bupati Purwakarta terintegrasi dengan taman-taman sekaligus kantor sekretariat daerah yang semuanya terletak di sebuah kompleks di Jalan Gandanegara No 25 Purwakarta.
Untuk mengakses rumah dinas ini, warga pun dibebaskan datang dan dapat memilih gerbang masuk sebelah timur maupun sebelah barat dekat Mesjid Agung Baing Yusuf Purwakarta.
Kedua gerbang itu sendiri berbentuk Gapura dengan nama Gapura Indung Karahayuan seperti desain Gapura yang terletak di setiap tapal batas Kabupaten Purwakarta dengan daerah tetangga.
Taman Maya Datar dan Taman Pancawarna juga Taman Pesanggrahan Padjadjaran (dulu Alun-alun Kian Santang) dapat diakses oleh warga melalui kedua gerbang ini. Khusus hari Sabtu dan Minggu, gerbang khusus menuju Taman Pesanggrahan Padjadjaran dibuka untuk publik.
Rumah Dinas Bupati Purwakarta sendiri terdiri dari dua bangunan. Bangunan utama digunakan untuk menerima tamu terdiri dari Bale Campernik, kamar-kamar, ruang makan, dapur dan ruang staff pengelola SMS Center Pemkab Purwakarta.
Bangunan lain yang ukurannya jauh lebih kecil merupakan tempat beristirahat Bupati Purwakarta, terdiri dari ruang tidur, kamar mandi dan tempat menerima tamu tanpa kursi, sehingga para pegawai ataupun warga yang datang untuk mengutarakan permasalahannya harus duduk secara lesehan.
Ruang kosong yang ada di dalam rumah dinas itu dihiasi oleh Wayang Golek, lengkap dengan seluruh tokoh pewayangan yang biasa hadir dalam berbagai lakon. Tak ketinggalan, dinding yang berhiaskan wallpaper nuansa hitam putih pun dipajangi beberapa lukisan dan Kepala Wayang Tokoh Pandawa.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan sejak dua tahun terakhir mulai melakukan penataan dengan menambah ornamen ukiran Maung Siliwangi di setiap detail tiang penyangga rumah dinas itu. Salah satunya menambah dengan kain dinding, lukisan dan wayang golek.
Penataan tersebut pun bukan tanpa alasan. Dedi ingin menghadirkan suasana rumah dinas yang nyaman untuk dikunjungi masyarakat serta bisa dipakai terus oleh Bupati Purwakarta pengganti dirinya kelak.
“Saya mulai dua tahun terakhir, saya ingin menghadirkan suasana rumah dinas yang nyaman untuk akses publik, gak perlu protokoler, langsung ketemu Bupatinya kan bagus. Saya buat seperti ini juga agar Bupati setelah saya dapat merasakan kenyamanan. Tapi bangunan pribadinya di belakang itu, tidak ada yang diganti sama sekali, bahkan tidak ada kursi, biar lesehan,” tuturnya.
Terkait dana besar yang digunakan untuk penataan rumah dinas Bupati Purwakarta tersebut, Dedi tidak memungkiri karena rumah dinas aset negara yang tidak bisa diambil kepemilikannya oleh orang per orang.
“Renovasi rumah dinas toh kan ujungnya milik negara. Ini milik publik, semua bebas datang, sering juga ada yang foto-foto, bagus kan, estetis,” ujar Dedi. (Jani Noor)***