Deni Sagara berdiskusi dengan Budiman Sudjatmiko belum lama ini.***
TASIKMALAYA, (KAPOL).-Bulan Puasa ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para orang tua dan dunia pendidikan untuk membangun karakter anak. Bagaimana anak memiliki sikap saling memaafkan, saling membesarkan dan saling menguatkan satu sama lain.
Direktur Institut Sarjana Desa atau Institut Desa (isdesa), Deni Ramdani Sagara mengatakan, memiliki jiwa pemaaf atau saling memaafkan menjadi penting bagi anak-anak agar tumbuh menjadi pribadi yang berkualitas.
Anak-anak juga harus dibangun untuk memiliki sikap saling membesarkan satu sama lain dan saling menguatkan. Jangan sampai anak memiliki sikap saling sikut dan saling kecil mengecilkan satu sama lain. Apalagi sampai memiliki sikap saling menjatuhkan itu sangat tidak baik.
“Jadaikan Ramadan ini untuk membangun jiwa pemaaf, jiwa saling membesarkan dan jiwa saling menguatkan sehingga tumbuh menjadi pribadi yang unggul dan berkualitas,” tegas Desa atau Deni Sagara kemarin.
Kondisi saat ini tegasnya tidak sedikit orang yang saling sikut dan saling jatuhkan demi sebuah jabatan dan kedudukan. Padahal hal itu sangat dilarang oleh agama dan yang paling patal membuat bangsa ini tidak akan maju maju, karena satu sama lain saling mengecilkan.
“Jika kita saling membesarkan dan menguatkan, maka Allah secara otomatis akan menguatkan dan membesarkan kita. Allah tidak pernah tidur dan tahu apa yang kita kerjakan. Jiwa saling memaafkan dan saling membesarkan sangat penting ditanamkan di kalangan anak-anak sekarang ini,” tegasnya.
Deni sendiri saat ini berupaya membangun semangat saling memaafkan saling membesarkan dan saling menguatkan melalui gerakan isdesa bersama para sarjana desa lainnya. Tujuannya semua sarja desa bisa tumbuh bersama membangun desa dan membangun bangsa ini agar lebih baik lagi.
Untuk itu, pendidikan sebagai kawah candradimuka dalam pembentukan kepribadiaan anak menjadi sangat penting untuk ikut menumbuhkan sikap pemaaf di kalangan anak-anak.
Karena sesungguhnya tujuan utama pendidikan kata dia, memanusiakan manusia atau membangun pribadi yang merdeka yang memikiki sifat prikemanusiaan, sehingga berprilaku baik dan terpuji.
Pendidikan tegas Desa, harus mampu membentuk jiwa anak yang senantiasa menghargai dan menghormati harkat dan derajat anak lainnya. Tidak menindas sesamanya, tidak menghardik, tidak kasar, tidak menyakiti anak atau sesama lainnya. (Abdul Latif)***