BANJAR, (KAPOL).- Sejumlah bangunan baru milik Pemkot Banjar berpotensi dan rawan menimbulkan bahaya kebakaran. Termasuk pertokoan dan Pasar Muktisari Langensari yang baru dibangun, dengan nilai belasan miliaran itu.
Di antara potensi dan kerawanan kebakaran itu, akibat banyaknya bangunan yang tidak dipasang instalasi fire hydrant selama ini. Padahal, keberadaan hydrant itu berguna sebagai terminal air bantuan darurat ketika terjadi kebakaran.
“Pasar Muktisari yang baru dibangunan itu tidak dipasang hydrant pillar. Itu, berfungsi untuk menyalurkan output air dari jaringan pipa untuk disambungkan ke selang pemadam atau fire hose. Keberadaan fire hydrant sangat berguna untuk penanggulangan kebakaraan ,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar, Yayan Herdiaman, kemarin.
Menyusul kenyataan tidak dipasangnya hydrant tersebut, diakui dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PDAM Tirta Anom Banjar. Lebih lanjut dia mengakui, keberadaan pintu darurat sejumlah pasar tradiosonal, termasuk Pasar Muktisari, pertokoan, termasuk toko modern di Banjar sangatlah minim.
Hal demikian itu berakibat mempersulit lambatnya proses penanggulangan kebakaran.
” Seharusnya semua bangunan dilengkapi instalasi fire hydrant. Untuk penanggulangan kebakaran pertama, harusnya semua orang bisa melakukakannya dan tetap tenang ketika menghadapi kebakaran sekitar kita ,” kata Yayan.
Sejalan aneka kerawanan kebakaran bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, pihaknya sudah berupaya menyosialiasikan penanggulangan kebakaran pertama. Misal, menggunakan karung goni yang basah dan dipergunakan untuk menutup api yang masih berukuran kecil seperti dari kompor itu.
” Sosialisasi pemadaman kebakaran sudah dilakukannya berkali-kali dihadapan pelajar TK/RA dan PAUD. Seperti yang digelar Sabtu, (18/3/2017) sekitar Terminal Banjar itu,” ujar Yayan seraya semua bangunan di Kota Banjar harus memiliki dan dilengkapi minimal Alat Pemadam Kebakaran Ringan (appar). (D. Iwan)***