Di Kab Tasik Belasan Ribu Warga Masih Miskin

KOTA TASIK11 views

SINGAPARNA, (KAPOL).-Sedikitnya 211.906 kepala keluarga di Kabupaten Tasikmalaya masih masuk dalam kategori miskin.

Jumlah tersebut berdasarkan hasil Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) tahun 2015 yang kembali dilakukan proses verifikasi oleh Dinas Sosial Kabupaten Tasikmalaya.

Meski demikian, data tersebut dipastikan akan terus bertambah atau berkurang, seiring proses pemutahiran yang masih berjalan dan baru 93,82 persen.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Tasikmalaya, Oky Dzulkifli mengatakan, data tersebut masih terus dievaluasi dan diverifikasi oleh petugas Dinas Sosial di lapangan.

Jika seluruh data telah masuk, maka nantinya akan menjadi acuan bagi intansi dan SKPD lainnya dalam membuat program pengentasan kemiskinan. Sebab data yang ada telah divalidasi langsung ke lapangan. Jika ditemukan data berbeda, maka bisa dicoret atau ditambah.

“Nantinya bisa dipergunakan untuk perencanaan pembangunan lintas sektor. Baik bidang pendidikan, kesehatan dan lainya. Sekarang sudah masuk 93 persen lebih, valisasi ke lapangan,” jelas Oky, seusai menggelar ekpose aplikasi KM 0 pro poor (verval BDT 2015) bersama ratusan kepala desa se-Kabupaten Tasikmalaya di Pendopo Baru, Senin (22/1/2018).

Oky sendiri mengatakan, banyak faktor yang menyebabkan kemiskinan masih tinggi. Salah satunya faktor tidak memiliki pekerjaan dan pendidikan yang rendah.

Dari data yang dipegang pihaknya, maka akan terlihat di mana saja kantung- kantung kemiskinan hingga daftar masyarakat miskin di setiap desa. Program penanggulangan kemiskinan yang kini berjalan salah satunya, bantuan pangan non tunai, Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan lainnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Kodir mengatakan, pihaknya telah mengintruksikan tidak hanya jajaran Dinas Sosial yang melakukan verifikasi data kemiskinan, tetapi bisa juga dijalankan bersama kepala desa, karang taruna dan petugas di tingkat desa.

Sehingga data yang diperoleh benar-benar akurat dan adil. Terutama nanti ketika ada program bantuan penanggulangan kemiskinan.

“Untuk langkah penanggulangan sudah lebih awal, baik di kesehatan dan pendidikan kita tercepat. Kalau menghilangkan kemiskinan tidak bisa, tetapi kita berusaha menekannya,” jelas Kodir. (Aris Mohamad F)***