SINGAPARNA, (KAPOL).-Rumah Sakit Sentra Medikacitrautama Kabupaten Tasikmalaya melaporkan hingga saat ini, sudah 17 warga Kabupaten Tasikmalaya suspect (terindikasi) penyakit difteri dan mendapatkan perawatan di RS SMC.
Dari ke 17 orang tersebut, saat ini hanya 11 yang dirawat di RS SMC. Hasil tes laboratorium juga diketahui warga positif difteri bertambah 1 orang, sehingga kini jumlah pasien yang positif difteri jadi 2 orang.
Kepala Bidang Kemedikan RS SMC Kabupaten Tasikmalaya, dr. Iman Firmansyah mengatakan, dari 17 orang itu, dua orang di antaranya positif. Namun, satu yang positif hasil laboratoriumnya saat ini sudah negative karena sudah kita terapi dengan anti difteri serum dan kemungkinan sudah bisa pulang.
Meski pun baru terindikasi terduga difteri, para warga yang mengalami gejala mirip difteri tetap diisolasi dalam satu ruangan.
“Untuk pasien dewasa kami siapkan 10 tempat tidur isolasi terpisah, sementara untuk anak-anak 4 tempat tidur. Sampai sekarang ruangan rawat inap memang masih cukup, karena kami juga minta puskesmas untuk melakukan screening,”
jelas Iman.
Pelaksana Teknis Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Yusef Yustiawandana mengatakan, sebelum nanti ada imunisasi massal yang dilakukan serentak di Jawa Barat, maka untuk sementara ini Pemkab Tasikmalaya melakukan pencegahan dengan memberikan vaksinasi kepada orang-orang yang kontak langsung dengan pasien difteri.
Selain itu, Pemkab Tasikmalaya juga mengejar imunisasi DPT dan DT bagi masyarakat Kabupaten Tasikmalaya.
“Untuk yang kontak langsung kita berikan obat anti biotik eritromisin, untuk lainnya kita kebut untuk imunisasi DPT bagi anak-anak usia 0 sampai 5 tahun. Sementara untuk usia maksimal kita ambil 27 tahun karena yang terakhir terindikasi difteri itu usia 27,” ujar dia. (Aris Mohamad F)***