Dialirkan ke Sawah, Air Situ Leutik “Ngoletrak”

PERISTIWA15 views

BANJAR, (KAPOL).- Kondisi air Situ Leutik Cibeureum, Kecamatan Banjar, mulai “ngoletrak”, menyusut. Selain karena cuaca yang tidak menentu, juga karena air Situ Leutik banyak dialirkan untuk areal pesawahan.

Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukirlan, Jumat (31/3/2017) menjelaskan, penyusutan air Situ Leutik sudah mencapai 50 cm. Dimungkinkan penurunan permukaan air situ itu akan terus bertambah, bila tak hujan atau mengalami kemarau yang berkepanjangan.

“Penyusutan air Situ Leutik tersebut akibat dialirkan ke sawah di wilayah Cibeureum dan Desa Jajawar. Otomatis, ada sebagian kawasan situ yang sudah terlihat dasarnya sekarang ini, seperti bagian hulu situ yang mengering itu ,” kata Yayan seraya menjelaskan, normalnya kedalaman air Situ Leutik itu mencapai antara 6 meter sampai 9 meteran.

Pada kesempatan itu, dia tak bisa menolak permintaan air situ untuk kepentingan petani di hilir yang sangat membutuhkan. Apalagi, usia padi yang ditanam tersebut, saat ini lagi benar-benar memerlukan air.

” Kami merasa khawatir juga air situ terus menyusut, seiring ikan yang ditanamkan Bu Wali Kota Banjar, sudah mencapai ratusan ribu ekor sampai sekarang ini. Bahkan, dalam dua pekan lalu sudah mencapai 700 ribu ekor ikan. Belum lagi, sisa ikan yang ditanam ketika lomba mancing Hari Jadi Banjar dahulu ,” ujarnya.

Kenyataan air situ yang menyusut, secara otomatis, ciri khas situ yang selalu penuh air dan melimpah jadi terlihat kurang indah dan tidak menarik lagi sekarang ini.

Demikian dikatakan sejumlah wisatawan yang berkunjung ke Situ Leutik selama sepekan ini. Mereka, para wisatawan berharap, hulu situ yang dangkal segera dikeruknya.

“Diyakini, hulu situ yang dangkal itu akibat terlalu lama lumpur tanah yang terbawa air itu dibiarkan. Kondisi itu, menimbulkan situasi situ jadi tidak indah seperti sekarang ini. Padahal, kawasan itu termasuk mukanya masuk situ. Dipastikan kenyataan itu akan membuat tidak tertariknya wisatawan ke Situ Leutik lagi ,”ujar seorang warga Cibeureum, Ujang (47).

Akibat mengeringnya bagian situ itu, ada sejumlah ikan yang tersesat dan tak bisa pindah air yang lebih dalam, akibatnya ada ikan yang mati juga.

Menurutnya, penataan kawasan Situ Leutik boleh dikatakan terus menerus mengalami perbaikan setiap tahunnya. Menyusul ketersediaan joggong track itu dan perahu di kawasan situ leutik sekarang ini.

” Hanya saja, penataan kantin yang cul col terkesan kumuh. Seiring bangunan kios yang tak tertata rapih dan tidak seragam tersebut. Ditambah lagi, tidak adanya fasilitas toilet umum. Beruntung kali laki-laki, bisa sembunyi disemak-semak,”ujar Anto, wisatawan asal Pamarican yang sengaja datang ke Situ Leuti karena penasaran. (D. Iwan)***