GARUT, (KAPOL).- Pengerjaan proyek penanggulangan banjir yang berlangsung di sekitar Jalan Cimanuk, Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, dipersoalkan warga sekitar.
Hal itu, dikarenakan pengerjaan proyek yang dinilai asal-asalan sehingga hasilnya malah membahayakan keselamatan warga dan pengguna jalan.
Menyikapi masalah ini, lembaga pemerintahan keluarahan setempat, para ketua RW, dan para tokoh masyarakat pun langsung bereaksi.
Mereka dengan tegas melakukan protes dan meminta agar hasil pengerjaan proyek segera dibongkar dan diperbaiki sesuai gambar yang sudah ada.
Wakil Ketua RW 04 Kelurahan Jayawaras, Uun, mengatakan pengerjaan proyek penanggulangan banjir dengan pembangunan trotoar dan gorong-gorong yang dikerjakan di daerahnya bukan hanya tak sesuai spek.
Pembuatan trotoar bukannya memberi rasa aman terhadap para pengguna jalan ataupun pengguna jalan tapi malah sangat membahayakan keselamatan.
“Lihat saja, masa trotoar tingginya sama dengan jalan bahkan ada yang lebih rendah dari jalan. Selain itu posisinya juga miring sehingga sangat tak enak ketika digunakan untuk berjalan,” komentar Uun, Selasa (12/12/2017).
Dikatakan Uun, dengan kondisi trotoar yang tingginya sama dengan jalan bahkan lebih rendah, maka tak ada pembatas antara jalan dengan trotoar.
Hal ini menyebabkan kendaraan baik mobil maupun sepeda motor dengan sangat mudah masuk ke trotoar sehingga sangat membahayakan para pejalan kaki.
Apalagi ketika sedang terjadi macet, sepeda motor bisa menggunakan trotoar dengan sangat leluasa.
Belum lagi tutur Uun, dampak lainnya akibat posisi trotoar yang rata bahkan lebih rendah daripada jalan yang juga sangat merugikan warga.
Jika turun hujan, air dari jalan langsung masuk ke dalam pemukiman bahkan gang-gang yang ada di pinggir jalan tanpa ada penghalang. Ini menyebabkan terjadinya terjangan air ke permukiman warga.
“Akibat proyek yang dikerjakan secara asal-asalan ini, sudah banyak warga yang terjatuh saat berjalan di trotoar karean licin dan miring. Bahkan beberapa hari lalu sampai ada warga yang meninggal karena mengalami kecelakaan di akibat banyaknya material proyek yang berserakan,” katanya.
Hal inilah menurut Uun yang membuat warga bereaksi sehingga mendesak pihak rekanan dalam hal ini CV Tegal dari Bandung untuk membongkar kembali trotoar yang sudah terpasang dan membangunnya kembali sesuai spek yang sudah ditentukan.
Jika hal ini tak dilakukan, maka warga tak segan-segan melakukan pembongkaran demi menghindari terjadinya hal-hal yang tak diharapkan.
Diakui Uun, secara kasat mata pun pengerjaan proyek tersebut sangat berbeda dengan gambar yang sudah ditentukan.
Dalam gambar, posisi trotoar berada lebih tinggi dari jalan dan posisinya pun rata. Namun pada kenyataannya setelah dikerjakan, posisi totoar rata dengan jalan bahkan ada yang lebih rendah serta posisinya miring.
Uun pun mengaku heran kenapa dengan seenaknya pihak rekanan merubah spek yang telah ditentukan tanpa adanya persetujuan pihak dinas, apalagi mengabaikan keselamatan dan kenyamanan warga.
Selain itu, pengerjaan perbaikan gorong-gorong pun bukannya mencegah banjir tapi malah membuat banjir lebih parah akibat sama sekali tak adanya resapan air.
“Namanya saja proyek penanggulangan banjir, tapi hasil dari proyeknya malah membuat lebih parah. Bahkan titik yang tadinya tidak pernah dilanda banjir, kini malah menjadi langganan banjir saat hujan turun,” ucap Uun.
Sementara itu Ketua RW 03, Jaelani menambahkan jika proyek yang dikerjakan CV Tegal ini sangat minim pengawasan dari dinas terkait sehingga pengerjaannya seakan tanpa persiapan apapun.
Karena jika proses pengawasan betul-betul dilakukan, seharusnya proses pengerjaannya akan sesuai dengan spek yang telah ditentukan.
“Kami sama sekali tidak punya niat untuk membuat pemborong rugi tapi hanya ingin proyek ini benar-benar bermanfaat. Apalagi anggarannya kan cukup tinggi yaitu mencapai Rp 4,5 miliar, masa hasilnya seperti ini?,” ujar Jaelani.
Ketua LPM Kelurahan Jayawaras, Syarif Junaedi, membenarkan adanya keluhan warga terkait hasil pengerjaan proyek penanggulangan banjir di daerahnya.
Diapun meminta pihak-pihak terkait untuk segera memperbaikinya sehingga tidak lagi membhayakan dan mengganggu kenyamanan warga.
Diakui Syarif, beberapa waktu lalu memang terjadi aksi protes dari warga yang diwakili para Ketua RW yang ada di wilayah tersebut.
Mereka meminta agar pihak rekanan tidak mengerjaklan proyek secra asal-asalan yang dampaknya akan membahayakan dan mengganggu kenyamanan warga.(Aep Hendy S)***