Dorong Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

EDUKASI, LINIMASA30 views
Dirjen Sumberdaya Iptek dan Dikti Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc, P.hd (kanan) menerima cenderamata yang diberikan Rektor Unper Prof. Yus (kiri) di akhir kegiatan kuliah umum, Kamis (12/5/2016).

TASIKMALAYA, (KP).-

Perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta kini semakin dituntut untuk dapat melahirkan sumber daya manusia yang mumpuni dan berkualitas. Terlebih, di tengah berjalannya kesepakatan global, perguruan tinggi pun mesti melaju ke arah world class university.

Hal ini diungkapkan Dirjen Sumberdaya Iptek dan Dikti Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti M.Sc, P.hd dalam kegiatan kuliah umum bertema ‘Pengembangan Sumberdaya Perguruan Tinggi dalam Menghadapi MEA’, yang diselenggarakan Universitas Perjuangan (Unper) Tasikmalaya, Kamis (12/5/2016).

Menurut dia, setidaknya ada empat unsur penting yang harus didorong demi menciptakan daya saing perguruan tinggi yang berkelas dunia. Pertama aspek manajemen kelembagaannya yang hari ini harus menerapkan sistem modern. Ini sangat menentukan, bagaimana seluruh unsur dari rektor hingga dosen, memiliki peranan strategis di sana.

“Selain juga, dari sisi proses belajar mengajar. Yang hari ini cetakan tidak bisa hanya dibekali pengetahuan tapi juga lebih mendesak, adalah skill. Sehingga, perguruan tinggi harus mampu menghadirkan atmosfir akademik yang mendukung, agar kemudian lahirnya inovasi dan kemandirian,” ujar Prof. Ali yang dijumpai seusai kegiatan.

Misalnya saja, di atmosfir akademik menurut dia, perguruan tinggi bisa mulai menerapkan kegiatan rutin tiap minggu atau bulanan dimana dosen, dekan, wajir mempresentasikan penelitian ilmiahnya di bidang masing-masing. “Inovasi yang terbaru itu dibagikan juga, mahasiwa juga hadir disana. Saling diskusi apa yang bisa diadaptasi atau diperbaiki. Sampai materi yang dibahas misal kesepakatan MEA yang terakhir itu apa, dan harus semuanya tau. Jika terciptanya kondisi seperti demikian, saya yakin budaya pembelajaran yang lebih kepada keinginan mencari ini akan lebih menguat,” paparnya. Bahkan, dia menyarankan untuk memberikan reward untuk mereka yang presentasi. Nantinya, mahasiswa juga diberikan kesempatan yang sama untuk memaparkan inovasi teranyarnya.

Ketiga, dan tidak kalah penting, perguruan tinggi mesti mampu berkelanjutan memperbaharui sumber daya dosen yang ada agar relevan mengikuti tuntutan dan kebutuhan zaman. “Hasil penelitian dan inovasi dosen ini pun harus bisa diakomodir dan selanjutnya dihubungkan dengan dunia industri, kami juga memfasilitasi mahasiswa yang memiliki potensi ke Singapura atau negara ASEAN itu untuk mempertajam kompetensinya, sehingga siap berkolaborasi,” sarannya.


Terakhir, terkait penelitian dosen dan publikasinya yang harus sudah merambah di zona internasional. Dia mengakui jika ini salah satu tantangan, karena masih sangat perlu didorong. “Semuanya itu harus bisa menulis dan mau mempublikasikannya, kita mesti giatkan budaya menulis agar lebih masif,” tambah dia.

Menciptakan atmosfir akademik pun dinilai Prof. Ali akan kemudian menentukan sukses tidaknya manusia. Dia mendorong baik Unper, dan universitas lainnya untuk mulai mengarah kesana.

Rektor Unper Prof. Yus mengatakan, penguatan terhadap dosen dan mahasiswa memang menjadi fokus perhatiannya, melalui kegiatan itulah salah satu bentuknya. “Saat ini kami banyak akan melakukan terbososan, pelatihan pembelajaran bagi dosen muda, hingga juga menerapkan model pembelajaran dimana mahasiswa tidak dijejali dengan teori, tapi lebih diskusi kelompok,” katanya. Terlebih penting pun, pihaknya mengedepankan karakter dengan filosofi kearifan lokal yang terus diangkat dan diterapkan dalam kehidupan kampus sehari-hari. “Tapi bukan artinya kami berbudaya Sunda, itu sama dengan tidak go global, tidak begitu,” pangkasnya. (Astri Puspitasari)***