LAMA berkutat dengan manis dan pahitnya kontestasi politik tak lantas membuat mantan Bupati Tasikmalaya dua periode DR. H. Tatang Farhanul Hakim (TFH) berhasrat segera pensiun.
Di usia yang kini menginjak 58 tahun,
TFH yang juga sempat merasakan kerasnya atmosfer persaingan Pilgub Jabar mengaku belum merasa lelah untuk kembali bertarung di pentas Politik. Malah di Pemilu serentak 2019 ini, dirinya pun turut tercatat sebagai
salah satu kandidat Anggota DPD RI untuk daerah pemilihan Jawa Barat.
TFH yang merintis karier sebagai guru honorer merasa hasrat politiknya tetap bergelora, utamanya karena dinamika politik yang selalu dinamis membuat dirinya serasa masih muda.
Di samping itu, dirinya juga merasa masih memiliki tanggung jawab moral untuk mengabdikan dirinya dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat di Jawa Barat lewat jalur politik.
Terlebih DPD RI yang dinilainya merupakan lembaga yang memiliki kekuatan dalam mengawal aspirasi dari masyarakat. Dengan jumlah penduduk Jabar yang mencapai 40 juta lebih, kata dia, sudah selayaknya proporsi perhatian untuk mayarakat Tatar pasundan lebih besar.
Makanya pria yang identik dengan kumis tebalnya ini ikut bersaing dalam memperebutkan empat kursi DPD RI untuk perwakilan Jawa Barat. Ia bertekad memperjuangkan beragam aspirasi masyarakat Jabar mulai dari peningkatan indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), mengkaji ulang
moratorium daerah otonomi baru dan lainnya.
Disinggung soal situasi pemerintah daerah kabupaten Tasikmalaya yang didera “badai” korupsi serta menerpa
sejumlah pejabat teras, ia memandang jika biduk organisasi pemkab sedang oleng. Terlebih, kata dia,beberapa posisi strategis seperti wakil Bupati masih
kosong. Jabatan Sekretaris daerah serta Kepala Dinas Kesehatan juga belum definitif.
“Suka atau tidak, suasana organisasi pemkab Tasikmalaya sedang oleng. Dalam hal ini, bupati selaku pimpinan
tertinggi perlu menunjukan keberanian dalam mengambil langkah dan kebijakan strategis,” kata TFH.
Dirinya pun mengaku siap untuk berbagi pengalaman dengan para pemangku kebijakan di tatar sukapura. “Sepanjang
diperlukan tentu saya siap untuk sekedar berbagi pengalaman,” katanya. (Irman Sukmana)***