BUNGURSARI, (KAPOL).- Warga salah satu Pondok Pesantren sempat dihebohkan dengan adanya dua orang tidak dikenal yang mengenakan tutup kepala dan pakaian hitam atau dikenal dengan sebutan teregos ke Ponpes Al Munawar di Kampung Lanbau, Desa Pakemitan RT 02 RW 8 Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.
Dua orang itu masuk melalui benteng ruangan dapur Ponpes dan setelah kepergok mereka loncat melalui benteng belakang. Sempat beredar informasi bahwa dua pelaku itu melakukan perusakan di dapur Ponpes.
Menurut pengakuan saksi mata yang menemukan dua pelaku Syarif (22) salah seorang santri pada saat terjadinya peristiwa itu, Jumat (9/2/2018) sekitar pukul 00.30 Wib melihat 2 orang pelaku yang diduga akan melakukan percobaan pencurian.
Pelaku terlihat berada di dekat dapur pesantren, kemudian ada 1 orang ke lantai atas dapur diperkirakan melalui pohon di luar pesantren yang dahannya ke loteng bagian atas bangunan pesantren.
Dirinya bersama pelajar Ponpes lainnya memergoki ada dua orang tidak dikenal berada di lantai dua. Saat itu dirinya mendengar ada suara di bagian lantai dua ponpes setelah mengajak dua rekannya memeriksa sumber suara tersebut.
Setelah mendekati terlihat ada dua bayangan orang sedang sibuk melakukan sesuatu. Diduga kaget aksinya diketahui, kedua orang yang menggunakan penutup muka ini kabur dengan cara meloncat dari lantai dua.
Setelah memeriksa lokasi, para santri itu mendapati loteng dalam keadaan roboh. Kemudian melaporkannya kepada pengasuh Ponpes dan melaporkan kejadian itu kepada pihak Kepolisian.
Laporan itu menyampaikan bahwa di Ponpes telah ditemukan dua orang yang masuk ke lokasi Pesantren, kemudian salah satu bagian bangunan Pondok Pesantren itu tepatnya pada bagian loteng di lantai dua di atas dapur roboh.
Sempat berkembang informasi lewat Chat WA bahwa bangunan tersebut roboh setelah dirusak oleh orang tidak dikenal.
Polsek Ciawi dan Unit Identifikasi Sat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota segera mendatangi TKP untuk melakukan olah TKP. Petugas menemukan lokasi yang diduga tempat masuk dan keluar orang yang tidak dikenal tersebut.
Ada batang dahan pohon menjalar ke arah loteng lantai dua bangunan Ponpes. Petugas juga menemukan adanya patahan pada tembok lantai dua bangunan tersebut.
Hasil pengecekan bangunan yang roboh oleh Unit Identifikasi Polres Tasikmalaya Kota diketahui bahwa struktur bangunan ukuran 2 x 2 meter sudah rapuh dan berdiri di atas tanah yang labil. Tidak ada tanda-tanda bekas pengrusakan.
“Bukan merusak tapi percobaan pencurian, kepergok santri loncat dari tembok, mungkin temboknya kurang kuat jadi roboh,” kata Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Adi Nugraha, Jumat (9/2/2018).
Dikatakannya, waspadalah dengan berbagai modus kejahatan. Para pelaku tindak kejahatan ini akan selalu mencari cara dan kesempatan untuk melaksakan aksi jahatnya.
Pihaknya menghimbau agar seluruh warga Ponpes tetap tenang tidak terpacing informasi yang belum jelas kebenarannya. Pihaknya akan terus melakukan penyelidikan atas terjadinya kasus yang cukup meresahkan ini.
“Bila warga masyarakat mengetaui atau mengalami gangguan Kamtibmas atau kejahatan agar segera menghubungi pihak Kepolisian,” katanya.
Sementara terpisah Kapolsek Ciawi, Kompol Dedi Hermayadi mengatakan pihaknya selanjutnya berkomunikasi dengan pimpinan Ponpes KH.Mumu Mubarok. Pihaknya menerangkan kepada pimpinan Ponpes tersebut bahwa hasil olah TKP, keterangan saksi dan fakta-fakta di lapangan sementara dapat disimpulkan tidak ada bukti dan fakta yang mengarah pada peristiwa pengrusakan seperti yang diperkirakan oleh warga.
Sedangkan Pimpinan Ponpes KH. Mumu Mubarok (65) pimpinan pondok pesantren Al Munawar menyebutka bahwa pesantrennya dihuni (ngobong) oleh sekitar 62 orang santri. Diantaranya jumlah santri laki- laki 34 orang dan jumlah santri perempuan 28 orang.
Diungkapkannya, bahwa sepengetahuannya di pondok pesantren tersebut telah terjadi sekitar 3 kali percobaan pencurian, baik terhadap asrama perempuan maupun asrama laki-laki.
Menanggapi maraknya aksi teror terhadap ulama, pihaknya mulai antisipasi dan lebih mawasdiri serta selalu berdoa agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. (Erwin RW)***.