GARUT, (KAPOL).- Ada yang menarik saat petugas dari Forum Koordinator Pimpinan (Forkopim) Kec. Garut Kota melakukan razia anita pekerja seks komersial (PSK), Selasa (7/11/201) malam.
Terpantau, dari sebanyak empat PSK yang diamankan, satu diantaranya diketahui sudah enam kali terjaring razia.
Dia, seorang janda dua anak berkulit putih berparas cantik warga Garut Kota yang sepintas tak terlihat sebagai PSK.
Pasalnya, penampilannya pun tampak sederhana kendati terlihat sedikit modis.
Ketika terjaring, dirinya sedang mangkal bersama rekan-rekan seprofesinya, dikawasan alun-alun.
Namun, pada saat razia justru PSK yang lainnya tampak berhasil melarikan diri.
“Aduh bosen yeuh, si teteh kenging deui,” kata salah seorang petugas Satpol PP Garut.
Bahkan, Camat Garut Kota Bambang Hapidz yang memimpin razia itu hanya geleng-geleng kepala melihat PSK itu.
Bambang mengatakan, razia ini dilakukan di lingkungan Taman alun-alun, Jalan Guntur kawasan Garut Plaza dan sekitarnya.
“Ada dua tempat yang selama ini kita jadikan perhatian, yakni Taman Kota Alun-alun Garut dan wilayah sepanjang Jalan Guntur,” kata Bambang didampingi Kabid Trantibum Satpol PP Kab. Garut, H. Erin Heriyana.
Selanjutnya, kata Bambang, mereka yang terjaring razia akan didata dan diberi pembinaan agar nantinya tak kembali turun ke jalanan.
Razia PSK secara rutin digelar untuk menekan penyakit masyarakat terutama di Kecamatan Garut Kota.
Sementara itu, salah seorang PSK yang dikenal dengan sebutan “Teteh” itu beralasan menjadi PSK karena kesulitan biaya untuk membiayai hidupnya.
“Upami aya mah pameget atanapi picarogeun anu leres-leres nampi ka abdi sakieu buktosna, najis abdi oge kedah turun ka jalan, isin pa, hina kieu wae mah. Komo abi mah tos sabaraha kali katewak razia, numawi abdi mah nyuhunkeun ka Bupati Garut supados masihan solusi. Kedah kumaha sareng kumaha sae na. Naha pasihan modal, pasihan kaahlian usaha, teu langkung,” katanya. (Dindin Herdiana)***