FAI Unsil Upayakan Wirausaha Basis Islam

EDUKASI41 views

TASIKMALAYA, (KAPOL)-.

Serius mendorong cetakan wirausaha baru di tingkat mahasiswa, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Siliwangi menggelar seminar nasional “Peran Mahasiswa dalam Mengembangkan Ekonomi Lokal Berwawasan Islami”, Rabu (18/11/2015).

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wakil Rektor I Prof. Dr. H. Deden Mulyana SE, M.Si, Wakil Rektor III Dr. Ade Komaludin SE, M.Si, Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wil. IV Koesmayadie Tatang Padmadinata. Setidaknya dua ratus mahasiswa baik yang berasal dari FAI maupun fakultas lainnya, memenuhi seminar yang bertempat di Gd. Rektorat Lantai 2 ini.

Ketua Pelaksana Asep Suryanto mengatakan jika kegiatan yang kali pertama digelar merupakan upaya menyambungkan visi Universitas Siliwangi, yakni menciptakan wirausaha. Pun juga sejalan dengan visi Kota Tasikmalaya “Dengan Iman dan Taqwa Menjadi Pusat Perdagangan dan Industri Termaju di Jawa Barat.

“Kami memandang, sekarang minat wirausaha mahasiswa sudah semakin baik. Maka itu, melalui kegiatan ini kami juga ingin mengarahkan dan mengenalkan jika dalam wirausaha pun harus merujuk ke nilai-nilai Islam,” jelasnya yang ditemui seusai kegiatan.

Sebab, dia melihat jika bisnis dan nilai agama adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Serta, amat memungkinkan untuk berkesinambungkan. “Bahkan, agama itu jadi spirit untuk mereka menjalani bisnisnya,” tambah Asep.

Pemateri dalam kegiatan tersebut yakni, Kepala Dinas Koperindag dan UMKM Kota Tasikmalaya Drs. H. Tantan Rustandi, Pakar Ekonomi Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof. Dr. H. Anton Athoillah MM, Pengurus HIPMI Jabar dan CEO PT. AGL Taufan B. Umbara.

Prof. Anton mengatakan, jika karakter mahasiswa tidak hanya cukup cerdas, namun mesti kreatif. Sebab yang dengan kreatif, salah satu modal untuk menjadi entrepreuner. “Ditambah wawasan islami, artinya usaha yang dijalankan tidak mengandung unsur masysir (spekulasi), gharar (tidak transapran), riba (eksploitasi), israf, tabdzir, zhulum, bathil, dan hukrah,” jelasnya.

Sementara, Koesmayadie menegaskan dengan semakin banyak muncul entrepreuner baru, akan membantu pada angka kemiskinan suatu daerah. Universitas sebagai lembaga akademik, tentu berperan juga dalam hal ini, karena tidak semua lulusannya kan harus jadi pekerja. “Apalagi, kita tahu secara global, jika angkatan kerja itu 39% ada di Indonesia, sedangkan negara lain misal Malaysia, Vietnam sudah ada sekitaran 60%,” ucapnya di depan para mahasiwa yang tidak hanya berasal dari Unsil tersebut.

Senada, Tantan juga menghimbau untuk anak muda mau terjun ikut serta mengambil bagian dalam mengembangkan ekonomi lokal, terlebih jika menilik Kota Tasikmalaya memiliki sumber daya yang begitu potensial. Dalam kesempatan tersebut, dia membeberkan berbagai potensi yang dimiliki industri kecil dan menengah di Tasikmalaya, sekaligus berbagai kendala dalam pengembangan ekonomi lokal.

Taufan dari HIPMI Jabar memberikan berbagai rahasia kepada mahasiswa untuk menjadi wirausaha muda sukses yang tetap memegang teguh nilai islami. Tak hanya berhenti sampai kegiatan di sana saja, pihaknya juga siap mejembatani para mahasiswa untuk berkoordinasi dengan Hipmi Kota Tasikmalaya. “Mudah-mudahan seminar bisa memberikan pencerahan baik yang baru ingin merintis, ataupun sudah berjalan,” katanya. (Astri Puspitasari)***

Komentar