Galuh Moeda Inisiasi Gerakan Cinta Anak Desa

EDUKASI18 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).- Spirit ikut mempercepat pembangunan lewat pendidikan, tengah dilakoni pemuda-pemudi asal Ciamis yang menamai diri Galuh Moeda.

Melalui sebuah inisiasi “Gerakan Cinta Anak Desa”, alumni dan mahasiswa dari berbagai universitas ternama mempersembahkan kontribusi nyatanya mewujudkan pendidikan yang lebih merata dan berkualitas.

Menurut salah satu relawan Galuh Moeda, Hari Ahmad Zulfikar, tantangan dunia pendidikan yang hari ini dihadapi yakni terkait motivasi peserta didik.

“Untuk melanjutkan sekolah tinggi, menggapai cita-cita, ini yang seringkali terganjal salah satunya karena biaya. Padahal, kita ingin tegaskan bahwa paling penting niatan dulu untuk belajar. Motivasi yang ingin kita bangun. Apalagi kita lihat, sekarang pintu pendidikan sangat terbuka lebar karena beragam program beasiswa,” ungkapnya dijumpai di salah satu kegiatan di Kampus UPI Tasikmalaya, Selasa (11/4/2017) kemarin.

Dalam program berkesinambungan ini, pihaknya akan menyasar siswa yang duduk di bangku SD/MI untuk diarahkan sebagai agent of change. Khususnya yang berada di penjuru daerah Kabupaten Ciamis,
tanggal 22 April mendatang sesuai rencana program ini akan mulai dibuka.

“Kita bukan sekadar mengajar para siswa saja, tapi juga memotivasi dan menginspirasi mereka dengan membagikan apa yang kita tahu dan kita miliki. Hal ini pun penting karena daerah-daerah di penjuru, khususnya ini perbatasan Jabar dan Jateng, kita lihat masih sangat kurang motivasi belajarnya,” tambah Hari yang berada di tim kurikulum ini.

Bersama kawan-kawan dari kampus seperti ITB, Unpad, Telkom, UPI, Unigal, UNY, dan lainnya, mereka menggunakan bahan ajar dari hasil rancangannya sendiri.

“Kita tetap berpatok pada kurikulum Nasional yang berlaku, hanya kita kembangkan. Intinya, kita akan arahkan siswa belajar berbasis projek, mereka tidak lagi hanya pembelajar pasif, tapi aktif,” tegasnya.

Aktivitas yang bagian dari pengabdian ini akan berlangsung hingga akhir Desember 2017. Setiap hari Sabtu, para relawan akan menjadi tim pengajar di sekolah tepatnya MI Kadupandak, Rancah Ciamis.

“Karena ini masih pertama, kita harap semakin banyak lagi anak muda yang ikut bergabung. Agar nanti bisa semakin banyak sekolah juga yang bisa mendapatkan kehadiran GCAD ini,” tambahnya.

GCAD lahir lantaran anak muda tersebut melihat desa memiliki potensi kekuatan yang besar untuk menciptakan negara yang tangguh. Sayang, masyarakat desa yang memiliki hak setara dengan masyarakat kota dalam hal pendidikan belum sepenuhnya mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas. (Astri Puspitasari)***