Geliat Terpilih Ikut Pemilihan Komunitas Peduli Sungai Tingkat Nasional

HUMANIORA34 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).- Memiliki komitmen yang kuat untuk terus memelihara kelestarian kawasan sungai Citanduy, Gerakan Lestari Alam Terpadu (Geliat) mendapat kepercayaan untuk ikut pemilihan Komunitas peduli sungai tingkat Nasional tahun 2017.

Kegiatan yang di gelar oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu diikuti oleh lebih dari 71 komunitas dari berbagai wilayah di Indonesia.

Dari jumlah komunitas yang bergerak dalam pelestarian sungai itu dibagi dalam dua kelompok. Dan geliat masuk pada kelompok satu bersama dua komunitas sungai lainnya di Jawa Barat yakni Sanggar Lingkungan Hidup Cirebon dan Yayasan Elemen Lingkungan.

“Alhamdulillah kami dipercaya untuk ikut kegiatan komunitas peduli sungai di tingkat nasional. Sebelumnya kami tidak menyangka bisa ikut momen berskala nasional. Karena kepedulian kami pada alam murni sebagai panggilan hati nurani,” kata Ketua Geliat, Asep Hidayat BSc Kamis (6/7/2017) kemarin.

Geliat sendiri ditunjuk oleh Balei Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy untuk ikut kegiatan tersebut. Hal itu dilakukan karen Geliat memiliki kepedulian yang besar untuk terus memelihara lingkungan alam dan utamanya kawasan hulu sungai Citanduy.

Sejak tiga tahun lalu, Geliat sudah bergerak secara swadaya melakukan penghijauan di kawasan hulu Citanduy yakni di Kampung Cikadu Desa Guranteng, Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Puluhan ribu batang pohon sudah ditamannya bersama warga yang tinggal di kawasan hulu sungai tersebut.

Tidak hanya melakukan penanaman pohon saja, Asep Hidayat dan Geliatnya terus menyadarkan warga di kawasan hulu sungai agar memiliki kepedulian yang besar terhadap lingkungan alam khususnya sungai.

Kenapa harus di kawasan hulu, tegas Asep, karena hulu memiliki peranan yang besar terhadap kelestarian sungai di bagian hilir. Jika saja kawasan hulu rusak, maka kawan hilir dipastikan akan menjadi daerah korban bencana banjir dan lainnya.

Dan itu tegas Asep terjadi serta dialami oleh warga Garut yang menjadi korban banjir bandang sungai Cimanuk. Bencana yang terjadi pada tahun 2016 lalu itu terjadi karena kawasan hulu Cimanuk dalam kondisi rusak dan tidak terpelihara dengan baik.

“Kami fokus melakukan penghijauan di daerah hulu karena khawatir Citanduy menjadi sungai yang membahayakan masyarakat banyak di kawasan hilir. Makanya sejak tiga tahun lalu kami fokus melakukan penghijauan si hulu,” tegasnya.

Mengenai keikutsertaan dalam pemilihan komunitas peduli sungai, Asep menjelaskan bahwa hal itu dilakukan bukun untuk berlomba menjadi juara, tetapi berusaha mengingatkan kepada masyarakat secara luas bahwa di Tasikmalaya ada sebuah komunitas yang memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan.

Harapannya, tegas dia bisa menyadarkan masyarakat untuk ikut terlibat secara nyata melalukan penghijauan di kawasan yang rusak atau di daerah sungai yang ada di wilayah masing-masing.

“Kami berharap nantinya akan banyak tumbuh masyarakat yang memiliki kepedulian besar dalam memelihara lingkungan alam, sungai dan mata air. Sehingga lingkungan alam ini bisa lestari dan terpelihara dengan baik,” jelas warga Leuwi Tiis Kampung Cikadu Guranteng itu.

Agenda pemilihan komunitas peduli sungai sendiri diawali dengan pemenuhan administrasi dan pelaporan agenda kegiatan yang sudah dilakukan termasuk membuat proposal kerja yang sedang dan akan dilakukan.

Proses pemilihan komunitas peduli sungai tingkat Nasional tahun 2017 sendiri akan dilaksanakan di Semarang pada tanggal 17 sampai tanggal 21 Juli 2017 di Hotel MG setos. masing-masing komunitas diminta untuk menyampaikan apa yang telah dilakukan selama ini kepada panitia tingkat Nasional.(Abdul Latif)***