
TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Pentingnya minat baca dalam mendukung keberhasilan pendidikan tak bisa ditampikkan. SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya telah memulai program Gerakan Literasi Sekolah (GLS), awal Agustus ini. Setiap peserta didik kini diharuskan datang lima belas menit lebih awal dari biasanya, dimana waktu tersebut akan mereka habiskan untuk menyantap buku bacaan non pelajaran.
Kepala SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya Aam Abdullah menjelaskan GLS sendiri bentuk sekolah yang berlokasi di Jalan Martadinata ini untuk memperkuat komitmen budaya baca di tengah-tengah siswa.
“Kami optimis dengan mulai menghadirkan kebiasaan baru di anak-anak kita ini, akhirnya budaya baca bisa menyatu dan menjadi sarapan sehari-hari bagi mereka. Namun tentu kami sadari penuh, jika itu tidak dapat tergesa-gesa, ada tahapannya, dan GLS ini tahapan pembudayaan literasi tersebut,” ujarnya dijumpai di perpustakaan sekolah, di sela peresmian BI Corner, Selasa (2/8/2016) kemarin.
GLS tak hanya digalakkan untuk kelas 10 saja, yang dari segi kurikulum nasional dimana mata pelajaran Bahasa Indonesia memuat kewajiban setidaknya siswa harus membaca 5 buku dalam satu semester. Namun termasuk juga kelas 11, bahkan kelas 12 yang tengah persiapan ujian.
“Selama satu bulan ini kami masih tahapan uji coba, sebab namanya kebijakan baru tentu harus ada adaptasi. Guru pun selain mengarahkan, di sini kami himbau untuk menyumbangkan buku non mata pelajaran yang ada di rumah, agar bisa lebih bermanfaat,” kata Aam, yang baru saja mendapatkan prestasi Kepala Sekolah Terbaik Kelima tingkat Provinsi Jawa Barat tersebut.
Demi mendukung GLS, pihaknya pun tengah mempersiapkan fasilitas pojok baca alias reading corner untuk bisa dimanfaatkan siswa dalam kegiatan membacanya. “Titik-titik baca ini akan kami tambah, selain di perpus, seperti di panggung itu akan kami ubah menjadi pojok baca, juga dibuat joglo-joglo di belakang. Dari segi buku bacaan pun kami lengkapi lagi, agar lebih bervariasi dan menggugah mereka untuk membaca,” kata dia. Sampai saat ini, setidaknya Perpustakaan SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya memiliki 5131 judul buku, dengan jumlah eksemplar lebih dari 20.000 buku.
Kepala Perpustakaan sekaligus Sekretaris Satgas GLS, Dian Widiawati mengatakan para siswa pun diharuskan mengisi Laporan Harian Membaca sebagai penilaian pertama pihaknya. “Dan nanti di akhir semester, sebagai penilaian kedua, mereka diminta membuat resume buku yang dibacanya tersebut. Progres mereka membaca setiap hari ini juga kami lihat, untuk diberikan reward,” ujarnya.
Sekalipun tidak ada punishment, namun kebiasaan ini akan menambah poin plus siswa untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelumnya juga telah diimplementasikan terkait budaya literasi ini, reward dari perpustakaan sekolah untuk siswa yang rajin meminjam buku dan terajin mengunjungi perpustakaan. “Sehingga memang membaca 15 menit yang bagian dari kurikulum nasional sendiri, dikuatkan lagi dengan program sekolah GLS ini, tentu akan sangat positif bagi minat baca siswa dan guru Bahasa Indonesia juga akan terbantu,” ujarnya. (Astri Puspitasari)***