TAWANG, (KAPOL).-
Ada pemandangan berbeda di SMA Negeri 1 Tasikmalaya pada Kamis (21/4/2026). Semua pelajar putri yang ada di sekolah yang meraih predikat sekolah berintegrasi nasional itu mengenakan kebaya termasuk juga ibu gurunya.
Sedangkan para pelajar putra mengenakan batik nasional dan para bapak gurunya mengenakan baju pangsi. Hal itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kartini.
Bahkan pada upacara peringatan Hari Kartini semua perangkat upacara di sekolah tersebut dilakukan oleh ibu-ibu guru, baik itu pembina upacara, pengerek bendera juga perangkat upacara lainnya.
Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan pagelaran busana dari para guru yang ada di sekolah. Satu persatu para guru itu berlenggak lenggok di depan para siswa memeragakan busana yang dikenakan masing-masing guru.
Tepuk tangan pun riuh saat guru yang biasanya mengajar di kelas tiba-tiba berlagak bak peragawati dan peragawan di atas catwalk mengenakan busana kebaya dan juga baju pangsi
Kepala SMA Negeri 1 Tasikmalaya, H Pipin Aripin didampingi Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, H Tatang TS mengatakan, selama sehari penuh siswa siswi mengenakan baju khas daerah itu sengaja dilakukan untuk menghargai perjuangan kartini dalam mengangkat derajat kaum perempuan.
“Kami semua mengharapkan agar anak-anak mampu mengimplementasikan kalau peran kaum perempuan sangat besar terutama dalam keluarga. Saat ini kaum perempuan sudah bisa sejajar dengan kaum laki-laki dan banyak yang sudah menempati posisi yang biasa diisi oleh kaum laki-laki,” terangnya.
Jelas dia, program Kartini di sekolah ini bisa dijadikan sebuah pembelajaran bagi para siswa bagaiman mnghargai kaum wanita yang sudah berjuang sangat luar biasa bagi kemajuan negara dan juga daerah.
Kegiatan mengenakan kebaya di hari Kartini menjadi agenda tahunan di sekolah agar para siswa bisa lebih menghargai kaum wanita dan juga memiliki kebanggan menjadi warga negara Indonesia. (Abdul Latif)