TAWANG, (KAPOL).-Galian perbaikan saluran, ditambah ditutupnya sejumlah ruas jalan di pusat Kota Tasikmalaya membuat arus lalulintas sembrawut. Pantauan lokasi, sebagian jalan HZ Mustofa-Yudanegara dan dr. Soekardjo berubah dari asalnya dalam beberapa waktu terakhir. Alhasil jalan-jalan alternatif dari atau ke luar dari pusat kota mengalami kepadatan pada jam tertentu.
Banyak pengendara juga kebingungan karena belum ada sosialisasi sebelumnya dari instansi terkait. Padahal untuk menuju pusat kota, ada beberapa jalan yang terhubung.
“Saya mau ke daerah Kalektoran sampai binggung, sudah bolak-balik Jalan Pemuda. Di dekat taman kota ditutup, ke Otista yang biasanya harus memutar ke taman kota sekarang bisa langsung ke jalan dokar (dr. Soekardjo), tidak ada rambu dan petugas juga,” kata salah seorang pengendara yang melintas, Heri Heriyanto, Jumat (13/10/2017).
Sementara jalan alternatif dari arah timur pusat kota, Jalan Dewi Sartika menyempit karena ada galian. Belum lagi parkir yang memakan badan jalan membuat sering terjadi kemacetan.
“Pusing mau ke Jalan Galunggung harus putar-putar dahulu, parkir sama galian bikin macet,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya, Aay Zaini Dahlan mengatakan rekayasa lalulintas sudah dilakukan karena adanya tenda di Jalan HZ dan ujung jalan Yudanegara untuk acara Tasik Oktober Festival. Saat ini di pusat kota ada beberapa alternatif agar tidak tersendat.
“Dari arah timur, bisa belok di Alun-alun menuju simpang lima. Lalu masuk ke jalan Galunggung seandainya ingin ke pusat kota. Penutupan jalan itu hanya di sebagian ruas HZ antara Mesjid Agung dan persimpangan Cihideung, sedangkan di Yudanegara hanya di samping Masjid Agung Sebelah Selatan,” katanya.
Terkait dengan adanya even Soft Opening Tasikmalaya Oktober Festival pada Sabtu dan Grand opening pada Minggu ini, ia mengimbau bagi penonton ataupun peserta tidak memaksakan masuk ke kawasan acara. Sebab ada beberapa kantong parkir yang tersedia dan menghindari kepadatan mengunci.
“Kalau Sabtu, mulai dari menjelang sore hingga malam hari ada penutupan jalan di Mayor Utarya, dan dua titik dimana berdiri tenda. Kalau tidak mau terjebak kemacetan, bisa berjalan kaki karena ada parkir tersedia di Pendopo Alun-alun dan beberapa ruas lainnya,” ujarnya.
Sementara di hari Minggu, pihaknya tidak merekomendasikan membawa kendaraan roda empat ke dalam kawasan acara. Sebab lebih banyak penutupan jalan untuk peserta karnaval yang menggunakan ruas jalan Otista dan Sutisna Senjaya hingga persimpangan Pancasila-Tanuwijaya.
“Penutupan jalan itu mulai dari dr. Soekardjo, Tarumanegara, sebagian Kalektoran, Yudanegara, Sukawarni, RA Wiratuningrat (samping alun-alun) hingga jalan Merdeka, dan sebagian Jalan Tentara Pelajar,” katanya memaparkan.
Pada peta rekayasa lalulintas, rute Karnaval dimulai dari Taman Kota dan finis di dekat Bank Indonesia Jalan Sutisna Senjaya. Kawasan tersebut diprediksi oleh peserta sejak pagi hingga siang hari. “Lebih baik menggunakan motor atau berjalan kaki untuk menonton. Karena kemungkinan lahan parkir terbatas untuk kendaraan roda empat,” ujarnya. (Inu Bukhari)***