SINGAPARNA, (KAPOL).-Mempertahankan eksistensi seni tradisional di tengah gelombang kemajuan zaman tidaklah mudah. Diperlukan kegigihan dan kesungguhan agar seni tradisional bisa tetap lestari sebagai salah satu warisan negeri.
Hal serupa itulah yang dialami oleh seni tradisional Angklung Sered asli dari Kabupaten Tasikmalaya. Tepatnya dari Desa Balandongan, Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya.
Seni tradisional yang menjadikan angklung sebagai senjata utamanya ini mengalami perubahan makna dan arti agar eksistensi seni tradisional Angklung Sered ini bisa terus hidup.
“Angklung Sered ini pertama kali muncul pada saat masa penjajahan Belanda tahun 1908,” kata pegiat seni tradisional Angklung Sered, Agus AW, Minggu (18/2/2018).
Dulu, kata Agus, Angklung Sered dari Desa Balandongan ini digunakan sebagai sarana adu kekuatan antar jawara yang akan memperebutkan daerah kekuasaan. Namun seiring berjalannta waktu, kata Agus, Angklu Sered mengalami perubahan makna.
“Kalau sekarang lebih ke untuk sarana hiburan masyarakat. Biasanya dihadirkan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan ataupun hajat pernikaha. Ini semua semata-mata untuk menjaga eksistensi seni tradisional Angklung Sered Balandongan,” kata Agus.
Angklung Sered dimainkan oleh dua kelompok. Masing-masing kelompok dibekali senjata berupa angklung dan kemudian dimainkan secara berlawanan seolah-olah bertarung antara kelompok yang satu dengan yang lainnya. (Imam Mudofar)***